Benteng Times

Benarkah 2 Triliun Itu Ada? Berikut Kesaksian Si Cantik Teman Anak Akidi Tio

Heryanti Tio saat foto bersama Kapolda Irjen Pol Eko Indra Heri dan Forkimda, di acara seremoni penyerahan simbolis hibah Rp2 T di Mapolda Sumsel, belum lama ini.

JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Kejelasan soal Hibah Rp2 Triliun Akidi Tio sampai kini belum ada titik terang. Heryanti yang sempat melakukan penyerahan simbolis hibah Rp2 T penanggulangan Covid-19 itu kini tengah berurusan dengan penegak hukum.

Polisi tengah mendalami soal hibah Rp2 Triliun itu dan melakukan pemeriksaan terhadap putri bungsu Akidi Tio. Pertanyaan kemudian muncul di benak khalayak. Apakah benar Heryanti memiliki uang sebanyak itu, atau hibah Rp2 T tersebut hanya pepesan kosong. Biar waktu lah yang menjawabnya.

Namun, di balik heboh hibah Rp2 triliun itu, ada kisah menarik Heryanti untuk mendapatkan harta peninggalan alm orangtuanya di sejumlah tempat di luar negeri.

Namun, proses pencairan yang sulit sehingga anak-anak almarhum sampai ‘putus asa’.

Dari tujuh orang anak alm Akidi Tio, Heryanti satu-satunya terus pantang menyerah untuk mendapatkan harta warisan orangtuanya.

Kisah itu dituliskan Dahlan Iskan berjudul ‘Perjuangan 2 Triliun dan Kesaksian Si Cantik Teman Anak Aki Tio’ dalam situs resminya, disway.id. Selengkapnya, di sini!

BacaPenelusuran Dahlan Iskan Soal Hibah Rp2 T Akidi Tio: Cerita Si Cantik hingga Kabar Hoaks

BacaTangis Lusiana Br Sembiring, Nasabah Yayasan SAN: Hanya Itu Harapan Anak Bisa Sekolah

Akhirnya, saya bertemu dengan orang yang sangat dekat dengan Heryanti, putri bungsu Akidi Tio –yang menyumbang Kapolda Sumsel Rp2 triliun itu.

Bersambung ke halaman 2..

Kemarin malam, saya hubungi dia. Kemarin pagi saya ajak bicara lagi. Dia orang Padang yang lahir di Sumsel. Juga punya darah Langkat.

Dia cantik sekali. Pintar sekali. Menguasai bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda. Pekerjaannya pun sangat terhormat –sekarang ini.

Suatu saat saya akan buka siapa Si Cantik itu: Anda pun akan bilang “Oh….dia!”. Anda tahu wanita itu. Hampir orang se-Indonesia juga tahu siapa suaminya.

Sehari sebelum bertemu Si Cantik, saya diliputi penuh keraguan: jangan-jangan sumbangan Rp2 triliun itu pepesan kosong. Betapa terbantingnya Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri. Betapa terpukulnya masyarakat Tionghoa se-Indonesia.

BacaHeriyanti, Anak Akidi Tio Terjerat Kasus Penipuan Rp7,9 Miliar di Polda Metro Jaya

BacaMenkes Sebut Tujuh Provinsi Rawan Serangan Varian Delta, di Mana Saja?

Apalagi, dua hari lalu, saya mendapat info sinis ini: jangankan uang Rp2 triliun, bayar utang Rp3 miliar pun tidak bisa. Sudah bertahun-tahun. Setiap ditagih selalu dijawab sebentar lagi, tidak lama lagi, bulan depan, minggu depan, dan sebangsa itu.

Bersambung ke halaman 3..

Tangan saya pun gemetar ketika mendapat kepastian bahwa Heryanti memang punya utang itu. Yang belum terbayar itu. Bukan hoax.

Ditambah lagi begitu banyak pengusaha Tionghoa yang saya hubungi: semua tidak tahu siapa Aki –panggilan Akidi Tio.

Lebih lagi ketika Prof Dr dr Hardi Darmawan tidak mau lagi menjawab telepon saya. Padahal beliau lah orang pertama yang dihubungi Heryanti. Untuk mengantarkannya ke Kapolda –menyerahkan bantuan itu, secara simbolis.

Saya pun down: alangkah mengecewakannya bila semua itu pepesan kosong.

BacaLuar Biasa! Selamat, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Raih Medali Emas di Olimpiade Tokyo

BacaNemu Video Eksekusi Terpidana Kasus Calo CPNS di Karo, si ASN Menangis Minta Tolong

Maka, saya terus bergerilya mencari sumber yang bisa diandalkan. Saya memang mendapatkan nomor telepon Heryanti, tapi tidak berhasil saya kontak.

Bersambung ke halaman 4..

Ketemu Si Cantik

Sampailah akhirnya saya menemukan wanita cantik –dengan lima ”i” itu.

Si Cantik ternyata sangat kasihan pada Heryanti. Dua hari terakhir media mulai meragukan kebenaran sumbangannya itu.

“Kenapa media begitu?” tanya Si Cantik kepada saya. Memang benar adanya, Si Cantik pernah memberi pinjaman Rp3 miliar kepada Heryanti. Tapi tidak benar dia sampai stres akibat pinjaman yang tidak kunjung dikembalikan itu. Juga tidak benar suaminya sampai meninggal akibat memikirkan uang itu.

Sang Suami –orang terhormat di Palembang dan sangat ganteng– memang meninggal akhir tahun lalu. Tapi, akibat sakit jantung. Bukan karena stres memikirkan uang tersebut.

Boleh dikata, ketika Sang Suami memberikan pinjaman tersebut, hatinya gembira. Juga dengan perasaan pasti akan dibayar.

BacaEkspresi Semringah Saat Video Call dengan Greysia-Apriyani, Jokowi: Jujur, Saya Sangat Bangga

BacaResmi! Agus Ditarik ke Mabes, Nicolas Jabat Kapolres Simalungun

Pasangan pribumi Minang-Palembang itu memang sangat dekat dengan Heryanti yang Tionghoa. Termasuk dengan salah satu kakak Heryanti yang bernama Agwan.

Saking dekatnya sampai mereka punya usaha bersama. Kelak akan saya ceritakan bentuk usaha mereka itu.

Bersambung ke halaman 5..

Bagaimana mereka bisa berteman dekat?

“Heryanti itu orangnya sangat baik. Kami tidak merasa dia itu Tionghoa. Dia juga tidak merasa kami ini pribumi. Hubungan kami tidak tersekat soal ras. Heryanti itu sudah seperti pribumi,” ujar Si Cantik kepada saya.

“Jadi uang Rp2 triliun itu ada?” tanya saya.

“Ada. Mungkin paling lambat Senin lusa cair,” jawabnya.

“Dari mana Anda tahu Senin bisa cair?”

“Saya baru saja telepon Heryanti. Dia bilang begitu,” jawabnya.

“Jadi Anda bisa terus telepon ke Heryanti?”

”Bisa. Tidak ada masalah. Tadi malam pun saya telepon dia,” jawabnya.

BacaIni Saran Buat Bobby Nasution, Mengatasi Kebakaran di Gang Sempit Kota Medan

BacaTrik Cerdas Ibu asal Tanjungbalai Hingga Lolos Pemerkosaan, Silap Dikit Nyawa Taruhannya

“Bagaimana Anda bisa begitu optimistis uang itu pasti cair?”

“Saya percaya dia. Dia bilang begitu,” jawabnya lagi.

“Tapi dulu pun dia kan juga sering bilang ‘bulan depan’ atau ‘minggu depan’ …”

“Iya sih. Tapi kali ini bicaranya kan dengan kapolda. Mana bisa sembarangan,” jawabnya.

Bersambung ke halaman 6..

Bahwa utang itu belum terbayar, katanya, bukan karena dia tidak mau membayar. Uangnya ada. Tapi masih di bank di Singapura.

Uang itu milik ayah Haryanti, Akidi Tio. Yang meninggal Tahun 2009 lalu, di umur 89 tahun. Istri Aki meninggal empat tahun sebelumnya.

Uang itu hasil usaha Aki dengan partner bisnis di Singapura dan Hongkong. Mereka juga punya aset dalam bentuk gedung-gedung.

Ada cerita khusus bagaimana Heryanti sampai tahu bahwa ayahnya punya uang di Singapura. Bahkan juga di Hongkong. Bagaimana dia bisa tahu, kelak juga akan saya ceritakan.

BacaPPKM Masih Berlanjut, Pemerintah Siapkan Bantuan Beras

BacaTop! Pemuda Batak Ini Kurban 1.000 Ekor Lebih Sapi

Yang jelas anak-anak Aki yang lain juga tahu soal uang di Singapura itu. Hanya saja mereka sudah ‘putus harapan’. Uang itu tidak akan bisa dicairkan. Kalau toh bisa harus dengan usaha yang luar biasa dan biaya yang besar.

Dulu, suami Si Cantik rela meminjami Heryanti uang Rp3 miliar juga untuk biaya pengurusan uang besar itu.

Bersambung ke halaman 7..

Di antara 7 bersaudara, tinggal Heryanti yang masih tidak mau menyerah. Dia terus berusaha mendapatkannya. Mungkin Heryanti mendapat kabar dari Singapura bahwa uangnya sudah bisa diambil –sehingga berani menghadap kapolda.

Si Cantik sendiri pernah ikut Heryanti ke Singapura. Dan ke Hongkong. Ikut mendampingi pengurusan itu. Dia dukung penuh Heryanti. Tidak sedikit pun ada keraguan pada kebaikan Heryanti.

Sebagai wanita yang berpendidikan sangat-sangat tinggi –dan punya kemampuan bicara lima bahasa asing– Si Cantik yakin usaha Heryanti akan berhasil.

Mungkin Senin depan. Atau Senin depannya lagi…

BacaRabu Siang, Sinabung Erupsi Lagi, Kolom Abu Teramati 4.500 Meter

BacaDari 2.330 Orang Yang Dibutuhkan, Jumlah Pelamar CPNS dan PPPK di Madina Segini

Ada pertanyaan titipan dari pembaca wanita Disway: apakah benar foto wanita cantik, di dalam pesawat pribadi, yang mengenakan arloji Rp25 miliar, yang beredar luas di medsos, itu Heryanti? (Lihat foto).

Sosok wanita duduk dalam kabin pesawat dengan jam bernilai puluhan miliar melingkar di tangan kanannya.

“Hahaha…. Bukan! Heryanti itu orangnya sederhana, humble dan biasa-biasa saja,” jawab Si Cantik. (Dahlan Iskan)

Exit mobile version