Benteng Times

Lima Orang Meninggal Dunia, Operasional PLTP Sorik Marapi Dihentikan

MADINA, BENTENGTIMES.com– Pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) memutuskan memberhentikan sementara Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Tindakan diambil menyusul telah terjadi paparan diduga gas H2S terhadap warga masyarakat ketika berlangsung kegiatan buka sumur (well discharge) sumur SM T02 pada proyek panas bumi PLTP Sorik Marapi Unit II, pada Senin (25/1/2021). Paparan gas terhadap masyarakat tersebut telah menyebabkan lima orang meninggal dunia, dan 15 orang dirawat di RSUD Panyabungan.

Direktur Panas Bumi Ida Nuryatin Finahari, dalam keterangan resminya, menyatakan telah menerbitkan surat penghentian sementara seluruh kegiatan/aktivitas PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP) di lapangan. Kegiatan yang dihentikan sementara termasuk penghentian operasi PLTP Unit I (45 MW), pengeboran dengan 2 unit rig, dan seluruh aktivitas pengembangan PLTP Unit II.

Dia mengatakan, tragedi paparan gas yang menyebabkan lima orang meninggal dunia dan 15 orang dirawat di rumah sakit tersebut, saat ini dalam proses investigasi oleh Inspektur Panas Bumi yang dijadwalkan berangkat menuju lokasi.

BacaTragedi Pipa Gas Bocor Menewaskan Lima Orang di Madina, Begini Kronologinya..

BacaSumur Bor PLTP Sarulla Meledak, Satu Karyawan Tewas, Begini Kronologinya

Untuk diketahui, kegiatan buka sumur merupakan salah satu tahapan dalam pengoperasian PLTP dan dilaksanakan dengan prosedur yang ketat.

Bersambung ke halaman 2..

Sebagaimana disampaikan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, melalui Direktur Panas Bumi, sebelum memulai buka sumur, PT SMGP wajib melakukan seluruh rangkaian prosedur keamanan, antara lain; sosialisasi kepada semua pekerja dan masyarakat, evakuasi seluruh pekerja dari wellpad, penetapan batas perimeter aman, melengkapi tim well test dengan SCBA dan gas detector, dan final sweeping sebelum kegiatan buka sumur dimulai.

Sekitar pukul 12.00 WIB, dilakukan buka sumur dengan mengalirkan steam ke silencer untuk dibersihkan sebelum dialirkan ke PLTP. Namun, sekitar pukul 12.30 WIB, dilaporkan ada masyarakat yang pingsan.

Pada saat itu, warga sedang berada di sawah yang berjarak sekitar 300 hingga 500 meter dari lokasi sumur panas bumi. Pada saat kejadian, seluruh alat gas detector yang ditempatkan tidak mendeteksi adanya gas H2S. SMGP memutuskan segera menutup kembali sumur.

Baca4 Hari Sebelum Tragedi Pipa Gas Bocor Madina, Tim Bupati ‘Diusir’ Perusahaan

BacaGuncangan Gempa Terasa di Tarutung, Sipahutar dan Porsea

Saat ini, penanganan difokuskan untuk memberikan pertolongan terhadap warga masyarakat terdampak. SMGP telah melaporkan kejadian ini kepada instansi pemerintah terkait, pemerintah daerah, dan kepolisian.

Exit mobile version