Benteng Times

Sedih! Warga Desa Terdampak Abu Vulkanik Sinabung Terancam Gagal Panen

Petugas Dinas Pertanian yang menyambangi warga terdampak abu vulkanik Sinabung.

KARO, BENTENGTIMES.com – Erupsi dahsyat Gunung Sinabung pada Minggu (9/6/2019) yang memuntahkan abu vulkanik beserta awan panas dengan ketinggian kolom 7000 meter yang mengarah ke Danau Lau Kawar masih menyisakan kesedihan mendalam bagi warga Kabupaten Karo.

Kesedihan ini sangat dirasakan para petani yang berada di kecamatan yang terkena dampak abu vulkanik, seperti Kecamatan Payung, Tiganderket, Naman Teran, Simpang Empat, Kutabuluh, Merdeka , Tigabinanga, bahkan sampai ke Kecamatan Laubaleng.

BACA: Kisah Petani di Zona Merah Sinabung: Bertaruh Nyawa Demi Menyekolahkan Anak

Sayur mayur, buah-buahan, kopi dan tanaman tembakau yang menjadi sumber penghasilan petani kemungkinan akan gagal panen. Apalagi, saat ini Tanah Karo dilanda musim yang tak menentu, kadang hujan dan kadang kemarau, sehingga daya tahan tanaman kurang dan akhirnya tanaman yang terkena abu langsung layu.

R Sitepu, salah seorang petani di Kecamatan Namanteran menyampaikan keluhannya kepada bentengtimes.com. ”Seandainya hujan langsung turun pasca erupsi, mungkin tanaman kami sebagian bisa terselamatkan. Ini sudah hancur sebagian tanaman,” ujar Sitepu.

Dia mengaku memiliki 2.000 tanaman tomat dan cabai yang sedang menunggu panen. Kini sebagian tanamanya hancur.

BACA: Sinabung Meletus Lagi, Terdashyat Dalam Abad Ini

”Padahal, sebulan lagi tomat dan cabai kami itu bisa dipanen. Eh, tau-taunya datang pula bencana ini,” katanya dengan wajah sedih.

Di tempat terpisah, E Bangun, petani lainnya mengatakan, untuk menanam 1.000 batang tomat, petani minimal harus mengeluarkan modal awal Rp5 juta. Itu pun sudah sangat irit. Kalaupun tanaman tomat itu tumbuh baik hingga panen, petani belum tentu mendapat keuntungan karena harganya tak stabil.

”Ini belum panen, tanaman kami sudah terkena debu,” keluhnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Sarjana Purba ketika dikonfirmasi, Rabu (12/6/2019) mengatakan, untuk kerugian lahan pertanian sampai saat belum ada. Adapun tanaman petani yang terkena abu memang ada, tapi walaupun cuma terkena debu, mereka dari Dinas Pertanian akan cepat tanggap. Bahkan sampai sekarang petugas masih di lapangan untuk memantau tanaman petani yang terkena abu vulkanik.

“Ini nanti secepatnya kita atasi dengan menggunakan alat sejenis shower dan menyemprot tanaman petani agar abunya berjatuhan kembali,” ujarnya.

Lanjut Kadis, untuk hari ini sudah dilakukan penyemprotan di beberapa desa di Kecamatan Naman Teran. Ditanya kerugian akibat erupsi, pihaknya belum melakukan pendataan.

Exit mobile version