Terungkap Misteri Kematian Ratusan Petugas Pemilu 2019, dr Ani Hasibuan Benar?

Share this:
BMG
Hazizah Daulay, semasa hidup. Hazizah tercatat sebagai Anggota KPPS di TPS 12, Jalan Murai, Kelurahan Sipinggol-pinggol, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, dan telah menghembuskan nafas terakhirnya, Jumat (10/5/2019) pagi.

JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Kementerian Kesehatan melakukan langkah cepat menjawab misteri penyebab meninggalnya ratusan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019. Upaya dilakukan Kementerian yaitu dengan melakukan autopsi verbal di 34 provinsi. Namun saat ini, Kemenkes baru merampungkan autopsi 17 privinsi.

Perwakilan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tri Hesti Widyastuti menuturkan, dari 34 provinsi tersebut, 17 di antaranya sudah selesai diautopsi verbal. Autopsi verbal adalah investigasi atas kematian seseorang melalui wawancara dengan orang terdekat korban, soal tanda-tanda kematian.

“Ini masih 17 dari 34 provinsi. Jadi, masih menunggu hasil keseluruhannya, sehingga belum dapat dipublikasikan,” kata Hesti, dalam diskusi ‘Membedah Persoalan Kematian Mendadak Petugas Pemilu dari Perspektif Keilmuan’, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

Diungkapkan, berdasarkan lokasi, petugas KPPS meninggal dunia pasca-Pemilu 2019 paling banyak berada di luar DKI Jakarta. Serta, kematiannya tidak terjadi pada 17 April 2019 alias saat pemungutan suara, melainkan setelah proses pemungutan suara dilakukan.

“Angka kejadian meninggalnya jarang terjadi saat tanggal 17, tapi setelah beberapa hari menjalani perawatan. Tanggal 21 sampai 25 April baru ada yang meninggal,” bebernya.

BacaSudah Tiga Petugas Pemilu Meninggal di Siantar, Satu Polisi

BacaDi Sumut, 11 Orang Petugas Pemilu Meninggal Dunia

Dalam proses dilakukannya autopsi verbal, menurut Hesti, telah melalui surat edaran Dinkes Provinsi. Selanjutnya, berkoordinasi dengan puskesmas tiap daerah, untuk mengirim petugasnya melakukan autopsi verbal kepada KPPS yang sakit maupun yang meninggal.

Dari hasil itu, didapat fakta petugas KPPS meninggal berusia di atas 50 tahun. Pemicu kematian terbanyak adalah gagal jantung dan stroke.

“Kesimpulan baru 17 provinsi, ada beberapa belum diketahui masih kita telusuri. Tapi penyebab terbanyak, gagal jantung, stroke, kecelakaan lalu lintas,” ungkapnya.

BacaLagi, Petugas Pemilu di Siantar Meninggal Dunia

BacaKanit Provos Polsek Bosar Maligas Meninggal Laka Lantas Usai Mengawal Logistik Pemilu

Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyayangkan pemberitaan bohong alias hoaks petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bernama Sita Fitriati tewas diracun, beredar di sosial media.

“Pertama kita sangat sedih kalau ada pihak memberitakan bohong atau fitnah, dipolitisasi seakan-akan korban meninggal akibat itu (diracun),” ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin, di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2019).

“Kita sangat menyesalkan. Mengutuk praktik-praktik di luar sisi kemanusiaan, misalnya ada korban meninggal karena diracun,” imbuhnya.

Share this: