Benteng Times

Terduga Pembunuh Veriona Gultom Ditangkap: Dibohongi Aku, Bang, Karena Orang Ketiga

Screenshot gambar terduga pelaku pembunuhan Veriona Gultom, yang tertangkap di Pandeglang, Banten.

BANTEN, BENTENGTIMES.com – Terduga pelaku pembunuhan Veriona Gultom, yang tewas di kamar kosannya di Desa Wanaherang, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Minggu (25/2/2018) lalu, ditangkap oleh warga di Pandeglang, Provinsi Banten.

Hal ini terungkap dari video yang dibagikan oleh pemilik akun Facebook Sudung Situmorang Raja Dapoton. Dalam video tersebut, tampak terduga pelaku dikelilingi sejumlah pria dengan posisi terduduk dan tangannya diikat di belakang.

Dan, beberapa warga yang mengelilingi terduga pelaku terdengar berkomunikasi dengan Bahasa Batak. Dan beberapa orang lagi terdengar menggunakan Bahasa Indonesia.

Sejumlah warga pun ‘menyemprot’ pria yang saat itu mengenakan baju kaos hitam lis bergaris merah putih ini dengan kalimat-kalimat kasar dan sumpah serapah.

(BACA: Heboh, Veriona Gultom Diduga Dibunuh, Pelaku Mengarah ke Pacarnya, Isco Marbun)

Satu dari sejumlah warga tersebut mengatakan bahwa dirinya menemukan terduga pelaku pembunuhan itu di pasar.

“Saya lihat di pasar. Matanya ini mata pembunuh ini,” ujar seorang warga yang mengenakan jaket warna abu-abu.
Warga yang lain kemudian bertanya mengapa terduga pelaku ke Pandeglang dan dijawab yang lain dengan mengatakan bahwa dia kabur dari Bogor karena menjadi TO (target operasi) kepolisian.

“Manang tudia-tudia pe ho lao, halak Batak do na pasudahon ho. Molo barani ho mambahen songon i, bertanggungjawab ho da (mau kemana pun kau pergi, orang Bataknya yang akan menghabisi kau. Kalau kau berani melakukan itu, kau harus bertanggung jawab),” ujar seorang pria yang mengenakan baju kaos warna hitam bercorak gambar bintang warna putih, yang mengaku menemukan terduga pelaku.

“On ma jolma na. Nga dapot be, nga dapot. Boan ma tu polres,” timpal warga yang lain.

Tak lama, polisi datang ke lokasi dan menyarankan agar terduga pelaku jangan dipukuli.

Polisi dan warga kemudian membawa terduga pelaku ke mobil untuk dibawa ke Polres Pandeglang. Begitu masuk ke mobil, warga yang ikut menanyai dan menyumpahi pelaku dengan berbahasa Batak.

”Sesama halak Batak tega ho mambahen songon i. Ala ni aha i? Bahen ma jo keterangan mu saotik (sesama orang Batak tega kau melakukan itu. Karena apa rupanya? Kasih dulu sedikit keterangan),” ujar salah seorang warga.

Dan, dengan kalimat tertatih, dan berbahasa Batak, terduga pelaku mengatakan bahwa dia dibohongi sehingga dirinya menghabisi korban

“Digabusi au, Bang. Alani orang ketiga (Dibohongi aku, Bang. Karena orang ketiga),” ujarnya.

Lalu, warga bertanya bagaimana cara terduga pelaku menghabisi Veriona Gultom, dia mengatakan dengan mencekiknya hingga tewas.

Terduga pelaku juga mengaku bahwa dia bermarga Lumban Gaol, berasal dari Kabupaten Serdang Bedagai, tepatnya di Kecamatan Sei Rampah. Dan, dia sudah 4 hari di Pandeglang.

“Di Rampah, Bang. Di belakang Yapim. (Di Pandeglang) sudah 4 hari,” ujarnya.

Atas keterangannya ini, disimpulkan bahwa terduga pelaku langsung kabur ke Pandeglang setelah ia menghabisi pacarnya. Sebab, terakhir kali dia dating ke kamar kosan pacarnya pada Sabtu (24/2/2018) malam dan korban ditemukan tak bernyawa pada Minggu (25/2/2018).

Sebelumnya diberitakan, warga Desa Wanaherang, Kecamatan Gunungputri, Kota Bogor, digegerkan karena penemuan jasad seorang karyawati bagian cuting perusahaan Garmen PT Simone Wanaherang.

Belakangan diketahui bahwa korban bernama Veriona Gultom (20) yang merupakan wanita asal Samosir. Jasadnya ditemukan di rumah kosan milik Ibu Yanti Lim di Kampung Talajung, RT 02 RW 01 Desa Wanaherang, Minggu (25/2/2018).

Menurut Kustimi (32), tetangga kosan korban, korban baru satu tahun mengontrak dirumah kosan tersebut. Katanya, pada malam hari sebelum korban di temukan tewas, dia sempat mendengar teriakan korban sebanyak dua kali. Namun, saat didatangi ke kamar kosannya dan pintu diketuk, suara itu tak terdengar lagi.

“Korban tinggal di rumah kosan ini sendiri, tapi korban sering didatangi pacarnya, juga sering diantar jemput pacarnya saat mau kerja dan pulang,” kata Kustimi.

Kustimi dan suaminya kemudian melaporkan hal ini kepada RT setempat dan saat mereka sama-sama membuka pintu, ternyata korban sudah tewas.

Exit mobile version