Aktivitas Galian C di Bawadesolo Ganggu Warga dan Siswa SMAN 1 Gunungsitoli Idanoi

Share this:
ADIELI LAOLI-BMG
Tiga unit alat berat Excavator dan satu unit dump truk colt diesel tampak sedang beraktivitas di lokasi Kuari diduga Ilegal dekat SMA Negeri 1 Gunungsitoli Idanoi, Selasa (29/07/2025).

GUNUNGSITOLI, BENTENGTIMES.com– Aktivitas pengerukan tanah yang tergolong Galian C di Desa Bawadesolo, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, menuai keluhan warga. Proyek yang diduga tanpa pengamanan lingkungan memadai ini berdampak pada terganggunya aktivitas masyarakat, termasuk siswa sekolah dan kelompok rentan seperti anak-anak serta lanjut usia.

Pantauan BENTENG TIMES di lapangan, pada Selasa (29/07/2025), terlihat tiga unit excavator aktif mengeruk tanah merah dari lokasi tak jauh dari SMA Negeri 1 Gunungsitoli Idanoi. Puluhan truk pengangkut lalu-lalang melewati tiga desa yakni Bawadesolo, Sifalaete, dan Dahana, menuju lokasi pematangan lahan di pesisir pantai Desa Dahana. Lahan tersebut diketahui milik BUMN PT PLN (Persero).

Salah satu dampak paling nyata dirasakan oleh siswa SMAN 1 Gunungsitoli Idanoi. Debu dari galian tanah dan suara bising alat berat mengganggu konsentrasi belajar di dalam kelas.

“Pada saat belajar, kami terganggu dengan suara alat berat yang sangat bising. Saat pulang sekolah, debunya banyak dan kami harus menutup hidung,” keluh seorang siswa kelas X.

BacaPolisi Tangkap Lepas Penambang Tanah Urug ‘Ilegal’ di STA 57-58 Tol Siantar-Parapat

Keluhan serupa disampaikan siswa lainnya. Mereka merasa khawatir terhadap keselamatan di jalan karena volume truk yang meningkat dan kondisi jalan yang sempit.

“Sangat mengganggu, apalagi jalan kecil dan truk besar sering lewat. Kami sering harus minggir ke bahu jalan karena tidak cukup ruang,” ujarnya.

Menurut informasi yang dihimpun, material tanah tersebut digunakan untuk pekerjaan pematangan lahan timbunan LNG Infrastruktur In Nias, dalam Proyek Gassifikasi Klaster Nias yang dikerjakan oleh anak perusahaan PT PLN, yakni PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI).

BacaStop! Tambang Bebatuan di Bah Tonang, Ancam Persawahan dan Permukiman Penduduk

Meski proyek ini berskala nasional dan mendukung ketersediaan energi di wilayah Kepulauan Nias, namun aktivitasnya dikhawatirkan menimbulkan dampak lingkungan dan sosial jika tidak ditangani secara bertanggung jawab. Masyarakat meminta agar pemerintah dan instansi terkait meninjau kembali dampak operasional proyek, termasuk aspek perizinan dan keselamatan.

Share this: