Benteng Times

Pertengkaran Hebat di Nisel, Gara-gara Air Sawah, Nyawa Adik Melayang, Istri Kritis

Petugas kepolisian saat melakukan olah TKP di areal persawahan Desa Faomasi Hilisimaetano, Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Selasa (16/2/2021) malam.

NISEL, BENTENGTIMES.com– Pertengkaran hebat antara abang beradik terjadi di Kabupaten Nias Selatan (Nisel). Gara-gara air persawahan, nyawa adiknya melayang. Istri adiknya juga ikut menjadi korban dan saat ini masih harus menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Perkelahian sedarah ini sontak bikin warga heboh di Desa Faomasi Hilisimaetano, Kecamatan Maniamolo. Bahkan perantau asal Nias Selatan ikut prihatin atas persitiwa ini, apalagi motif pembunuhan itu dilatarbelakangi persoalan sepele.

“Kita sangat prihatin. Hanya gara-gara air sawah, nyawa melayang,” ujar Rudi Gea, saat mendapat informasi kasus pembunuhan adik kandung itu lewat media sosial (medsos).

BacaTiga Bulan Buron, Membunuh di Tanjung Mulia Diringkus di Paluta

BacaPersoalan Sepele Berujung Pembunuhan di Karo, Pelaku Sempat Lari ke Riau

Perantau asal Nias Selatan yang saat ini menetap di Kota Medan itu, berharap agar seluruh stakeholder, terutama para tokoh masyarakat agar aktif memberikan edukasi ke masyarakat. Menurutnya, tindakan kriminal yang sampai menghilangkan nyawa orang lain salahsatu disebabkan rendahnya pemahaman hukum.

“Harapan kita para pemangku kepentingan di Nias Selatan, supaya aktif memberikan pemahaman hukum di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya, Rabu (17/2/2021).

Sementara itu, informasi dihimpun BENTENG TIMES diketahui bahwa korban pembunuhan tersebut bernama Mosi Dakhi alias Ama Marsaina. Pria 35 tahun itu meninggal dengan kondisi mengenaskan di lahan persawahan miliknya di Desa Faomasi Hilisimaetano, pada Selasa (16/2/2021).

Bersambung ke halaman 2..

Korban menghembuskan nafas terakhir di lokasi kejadian setelah mengalami luka bacok di tubuhnya. Selain korban, istrinya Adiliana alias Ina Marsaina juga mengalami hal serupa.

Saat ini, wanita 35 tahun itu masih harus berjuang hidup akibat mengalami luka bacok di tubuhnya.

Yang membuat publik miris, orang yang tega melakukan kekerasan terhadap pasangan suami istri ini, bukanlah orang lain. Melainkan abang kandungnya sendiri. Namanya Rufoi Dakhi alias Ama Merata.

BacaDendam Pelajar SMP di Nias, Bunuh Kepala Dusun Karena Keluarganya Diancam

BacaJalan Panjang 7 Anak Korban Pembunuhan di Samosir: Diteror, Rekonstruksi Janggal

Pria 43 tahun ini lah yang melakukan penyerangan terhadap adik dan adik iparnya.

Dan yang membikin publik geleng-geleng kepala, karena dalam perkelahian hebat itu, istri pelaku Ina Merata (35) dan anaknya berusia 10 tahun (inisial TD) juga turut serta melakukan penyerangan terhadap korban.

Bersambung ke halaman 3..

Kronologi Kejadian

Kasat Reskrim Polres Nisel AKP Iskandar Ginting menjelaskan, kronologi kejadian bermula ketika korban Mosi Dakhi alias Ama Marsaina bersama istri Adiliana alias Ina Marsaina dan anaknya pergi ke sawah Selasa sore sekira pukul 16.00 WIB. Jarak dari rumah korban ke sawah, sekitar 1 kilometer.

Sementara, pelaku Rufoi Dakhi alias Ama Merata bersama istri Ina Merata dan anaknya sudah lebih dulu berada di sawah. Antara sawah korban Mosi Dakhi dan abangnya Rufoi Dakhi, masih berendeng.

Sore itu, Mosi berencana mengurangi mengurangi debit air yang menggenangi sawahnya kemudian membuka jalan air menuju sawah milik abangnya. Ternyata, abangnya Rufoi tidak terima.

“Pelaku langsung menembak korban pakai senapan angin sebanyak dua kali,” kata Iskandar Ginting.

BacaPelaku Pembunuhan Pendamping Desa Gunungsitoli Itu Masih Pelajar, Motifnya Memalukan

BacaPara Pelaku Pembunuhan Raja Adat di Samosir Diancam Hukuman Mati

Kemudian, abang beradik itu beradu lidah. Tak terima dengan sikap adiknya, emosi Rufoi memuncak. Bahkan anaknya yang masih berusia 10 tahun ikut tersulut emosi. Rufoi dan anaknya mengambil parang dan kembali menyerang korban.

Bersambung ke halaman 4..

Ina Merata, istri pelaku saat melihat kejadian, bukannya melerai. Tapi malah ikut membantu suaminya memukul korban dengan menggunakan kayu.

Rufoi, istrinya Ina Merata dan anaknya sama sekali tidak menaruh rasa kasihan. Bahkan Adilina alias Ina Marsaina, istri korban yang datang saat hendak melerai ikut jadi korban keberingasan para pelaku.

“Atas kejadian itu, Mosi Dakhi meninggal dunia di lokasi kejadian, dengan luka bacok di bagian kepala dan kaki sebelah kiri. Istrinya, Adilina mengalami luka bacok di bagian tangan,” kata Iskandar Ginting.

BacaPNS di Nias Dihabisi, Diduga Dirampok Terlebih Dahulu

BacaWarga Terseret Arus Sungai yang Meluap di Nias Selatan

Lebih lanjut Iskandar Ginting, kasus tersebut saat ini telah ditangani. Dua orang pelaku yakni Rufoi Dakhi dan anaknya berinisial TD telah menyerahkan diri dan telah diamankan di Mapolres Nias Selatan.

Bersambung ke halaman 5..

Hamil 8 Bulan

Menurut Kasat Reskrim Polres Nisel AKP Iskandar Ginting, selain Rufoi Dakhi dan anaknya berinisial TD, istri pelaku Ina Merata juga akan diproses hukum.

Namun yang bersangkutan belum menyerahkan diri karena belakangan diketahui sedang berbadan dua.

“Istri pelaku belum menyerahkan diri. Masih di rumah. Dia hamil delapan bulan,” ujar Iskandar Ginting.

BacaAbang Beradik Ini Tikam Tetangga yang Juga Abang Beradik, 1 Tewas

BacaSadis! Minta ‘Jatah’ Tak Dikasih, Suami Bunuh Istri

Dalam kasus ini, polisi telah menyita dua buah parang yang dipakai para pelaku menghabisi nyawa korban sebagai barang bukti.

Exit mobile version