Benteng Times

Fakta Terkait Varian Baru Covid-19 dari Inggris yang Bikin Gempar Dunia

Seorang pejalan kaki (pakai masker) tampak melintas dekat papan informasi memuat 'aturan Tier 3' di Newcastle-upon Tyne, Inggris, belum lama ini.

LONDON, BENTENGTIMES.comCoronavirus disease-2019 atau Covid-19 kembali membuat kejutan dengan hadir dalam wujud terbarunya di penghujung tahun 2020. Di Inggris, varian baru Covid-19 terdeteksi yang diklaim berbagai pihak lebih cepat menyebar dibanding varian sebelumnya.

Kemunculan varian baru itu ditanggapi serius oleh pemerintah Inggris. Pembatasan sosial di beberapa kota dinaikkan ke tingkat tertinggi, menyerupai lockdown.

London salahsatunya. Kemudian, negara-negara tetangga Inggris mulai melakukan penutupan akses penerbangan dari sana.

Berikut beberapa fakta soal varian baru Covid-19 di Inggris, dikutip dari berbagai sumber, Senin, 21 Desember 2020.

60 Kali Lebih Cepat

Chris Whitty, Kepala Petugas Medis Inggris menyampaikan bahwa varian baru Covid-19 adalah dalang di balik kenaikan jumlah kasus belakangan ini. Whitty mengatakan, varian tersebut bisa menyebar 60 kali lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya.

Namun, menurut Whitty, meskipun varian baru Covid-19 itu lebih cepat penyebarannya, belum tentu lebih berbahaya.

BacaIni 5 Tradisi Kerajaan yang Didobrak pada Pernikahan Pangeran Harry-Meghan

BacaKisah Mohamed Salah: Kericuhan ‘Memaksanya’ Hengkang dari Mesir Menuju Eropa (bag-1)

Sejauh ini, kata Whitty, belum ada bukti yang mengindikasikan varian baru tersebut ganas atau akan menegasi efek dari vaksin Covid-19. Sekadar diketahui, Inggris belum lama mengesahkan dan menggelar vaksinasi Covid-19.

Bersambung ke halaman 2..

Sedangkan, menurut England Public Health (EPH), varian baru tersebut telat terdeteksi. Ia mengungkapkan, varian baru Covid-19 sudah ada di Inggris sejak September dan menyebar secara tersembunyi hingga pertengahan November. Per berita ini ditulis, ada 2 juta kasus dan 67 ribu kematian di Inggris akibat Covid-19.

Picu Penutupan Akses

Sejak akhir pekan lalu, sejumlah negara di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika mulai melakukan penutupan akses di perbatasan untuk pendatang dari Inggris. Mayoritas penutupan itu berupa penolakan penerbangan dari Inggris untuk jangka waktu tertentu. Sebagian, ada yang menutup akses selama beberapa hari saja, ada juga yang menutup hingga Januari 2021.

Untuk Eropa, negara-negara yang sudah menutup aksesnya adalah Prancis, Belanda, Belgia, Jerman, Italia, Swedia, Luxembourg, Irlandia, Estonia, Polandia, Ceko, dan masih banyak lagi. Sementara, di benua Amerika, ada Kanada dan Kolombia juga melakukan tindakan serupa.

BacaDoa Bersama Lintas Agama: Semoga Bencana Sinabung dan Covid-19 Segera Berakhir

Sejumlah pesawat parkir akibat pandemi covid-19 di Bandara Gatwick, London, Inggris.

BacaKisah Mohamed Salah: Dicemooh karena Bersalaman dengan Pemain Israel, tapi Profesionalisme adalah Segalanya (bag-2)

Kemudian di Asia, baru Hong Kong yang sudah melarang pendatang dari Inggris. Sementara, Korea Selatan dikabarkan masih melakukan pengkajian, mempertimbangkan antara melarang penerbangan dari Inggris atau memperpanjang masa karantina untuk pendatang dari Inggris hingga tiga pekan.

Bersambung ke halaman 3..

Penutupan akses tersebut tak ayal menciptakan gangguan di akhir tahun 2020. Sebab, di beberapa negara, akses tidak hanya ditutup untuk pendatang Inggris yang hendak berlibur atau berbisnis, tetapi juga transpotasi barang ke sana.

Inggris dikabarkan akan menggelar rapat soal tertahannya truk-truk yang hendak membawa barang ke negara-negara Eropa.

BacaWHO: Obat Ini Mampu Selamatkan Nyawa Pasien Terinfeksi Covid-19 yang Kritis

BacaKisah Mohamed Salah: Liverpool adalah Takdirnya, Usai Lalui Jalan Terjal di London dan Jembatan Panjang di Italia (bag-3-habis)

Pihaknya akan membahas arus keluar masuk barang ke Inggris.

“Target kami, rencana matang siap esok Selasa,” ujar PM Inggris Boris Johnson.

Exit mobile version