JKN-KIS, Iuran Terjangkau, Manfaat Memukau

Share this:
BMG
Supriani, pedagang kue keliling saat ditemui di kediamannya Berastagi, Rabu (21/10/2020).

BERASTAGI, BENTENGTIMES.com– Supriani, seorang pedagang kue keliling telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) sejak tahun 2017. Selama menjadi peserta JKN-KIS, wanita berusia 47 tahun itu mengaku ia dan keluarganya sudah banyak menerima dari program jaminan kesehatan pemerintah tersebut.

Ditemui Rabu (21/10/2020) di kediamannya kota Berastagi, Supriani mengatakan, ia dan kartu JKN-KIS sudah tidak dapat dipisahkan.

“Ke mana saya pergi pasti selalu bawa kartu ini. Takut kalau kenapa-kenapa (sakit) ya sudah siap,” ujarnya.

Dia mengatakan, hipertensinya pernah tiba-tiba kambuh. Saat itu, dalam perjalanan menuju Padang, Sumatera Barat. Kemudian, dia dibawa ke rumah sakit yang disana.

Alhamdulillah, berkat (JKN-KIS) proses pengobatan saya mudah, cepat dan nggak ada biaya. Makanya, kartu ini selalu saya simpan baik-baik di dalam dompet,” ujar ibu dari 3 orang anak ini.

BacaDirawat Sekamar dengan Istri, Anak-anak di Perantauan, Untung Ada JKN KIS

Menurutnya, tidak hanya pelayanannya saja yang memukau, iuran JKN-KIS saat ini juga relatif terjangkau. Ia mengatakan, jika dibandingkan dengan manfaat yang telah didapatkannya, iuran yang dibayarkannya itu belum dapat membalas itu semua.

“Setiap kali saya atau keluarga saya keluar dari rumah sakit (opname), kan ada rincian biaya yang dikasih. Rata-rata totalnya jutaan. Di situ, saya langsung berpikir, iuran yang saya bayarkan mana mungkin sudah sebanyak ini. Alhamdulillah, ada BPJS (JKN-KIS), kalau tidak pasti sudah hutang dulu,” ungkap Supriani.

BacaOperasi Usus Buntu jadi Pengalaman Pertama Elida Manfaatkan JKN-KIS

Sebelum mengakhiri perbincangan dengan tim, wanita kelahiran pulau Jawa ini menyampaikan rasa terima kasihnya kepada program JKN-KIS.

“Saya bersyukur sekali ada program ini. Kalau tidak, pasti orang seperti kami yang penghasilannya tidak menentu tidak berani berobat ke rumah sakit. Semoga program ini dapat terus berjalan membantu orang-orang yang membutuhkan,” tutup Supriani.

Share this: