Selama Tiga Tahun, Cuci Darah Dua Kali Seminggu, Ditanggung JKN-KIS

Share this:
BMG
Jusup Sitepu saat ditemui BENTENG TIMES, belum lama ini.

KARO, BENTENGTIMES.com– Jusup Sitepu tidak pernah membayangkan mengidap penyakit gagal ginjal di usia 69 tahun. Dia merasa sangat terpukul. Diusianya yang tak lagi muda, ia seorang diri harus berjuang membesarkan tiga orang anaknya. Sementara, dia harus rutin melakukan cuci darah ke rumah sakit.

Tanggung jawab dan penderitaan itu harus ia pikul seorang diri sejak istrinya berpulang pada Sang Penciptanya beberapa tahun lalu. Ia mengaku, saat pertama kali terkena penyakit gagal ginjal langsung lemas.

“Sebelumnya, saya sudah dengar-dengar juga dari kawan. Ini gagal ginjal harus rutin cuci darah. Katanya, kalau tidak (rutin cuci darah) ‘selesai’ saya. Padahal, biaya sekali cuci darah itu saya tahu sangat mahal. Bahkan penghasilan saya sebulan tak akan sanggup membayar,” ujar pria yang kesehariannya menanam tanaman sayuran di Karo ini.

BacaIRT Ini Tak Ragu Pakai JKN-KIS Saat Lahiran Putra Ketiganya

Beruntung dokter yang menangani Jusup kala itu, menyarankan agar ia mendaftar program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) agar biaya cuci darahnya dapat ditanggung. Jusup yang kala itu memang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS segera mengikuti saran dokter. Ditemani anaknya ia pun mendaftarkan dirinya dan keluarganya sebagai peserta JKN-KIS dari segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kantor Cabang Kabanjahe pada tahun 2016 lalu.

“Saya betul-betul berterima kasih sekali dengan adanya program ini. Semua pengobatan saya ditanggung terlebih biaya cuci darah saya dua kali seminggu. Kalau harus bayar sendiri jujur aja saya nggak akan sanggup. Kalau itu terjadi, bisa jadi sekarang anak-anak saya sudah tidak punya kedua orangtua lagi,” ujar Jusup, sambil menahan air matanya.

BacaDaftar JKN-KIS Karena Tak Ingin Terjerat Hutang Saat Sakit

Jusup pun sadar betul bahwa tanggungan biaya pengobatannya itu adalah dari hasil dari gotong royong peserta JKN-KIS lain. Itulah mengapa ia sangat menghargai prgram JKN-KIS ini.

“Kalau saya bisa mengulang, pasti saya akan daftar sejak dulu pertama kali BPJS ada (red-JKN-KIS) biar bisa balas kebaikan peserta yang lain. Tapi maklum lah nak saya tinggalnya di kampung kurang tahu informasi terkini. Tapi sejak terdaftar saya selalu rutin bayar iurankok, meski belum bisa menutupi biaya cuci darah saya ini tapi semoga dapat sedikit membantu peserta lain yang sedang sakit juga,” tutup Jusup.

Share this: