Khatib Ini Empat Kali Jalani Operasi, Semua Pakai BPJS Kesehatan

Share this:
PELITA MONALD GINTING-BMG
Hadonaddin Harahap dan istri Masyati Siregar, peserta JKN-KIS saat ditemui di kediamannya Kabanjahe, belum lama ini.

KARO, BENTENGTIMES.com– Suasana hangat begitu terasa ketika Tim Media menyambangi kediaman Hadonaddin Harahap (74), di Kabanjahe, Kamis (28/11/2019) lalu. Ditemani sang istri, Hadonaddin terlihat antusias menyampaikan pendapatnya tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Hadonaddin mengungkapkan, sejak menjadi peserta JKN-KIS, ia sudah empat kali menjalani operasi besar. Pertama, operasi jantung di RS Adam Malik tahun 2013. Kedua, operasi jantung di RS Murni Teguh Medan, tahun 2015. Ketiga, operasi hernia di RS Efarina, dan yang keempat, operasi katarak di RS Amanda Berastagi.

“Empat kali operasi besar, semuanya itu pakai BPJS Kesehatan,” ujar pensiunan Guru yang kini aktif sebagai penceramah ini.

Keyakinan Hadonaddin terhadap program JKN-KIS semakin bertambah tatkala sang istri Masyati Siregar (57), juga harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit Pirngadi Medan, pada September lalu. Masyati pun tak ketinggalan mengungkapkan pengalamannya tentang program JKN-KIS ini.

“Saya juga sudah (ikut) rasalah manfaat dari program ini. Beberapa bulan lalu sempat dirawat di RS Pirngadi Medan. Awalnya, batuk-batuk tidak berhenti. Setelah di-rontgen, ternyata dokter bilang saya ada tumor kecil di paru-paru sebelah kanan. Sudah diberikan obat dan sekarang sudah jauh membaik walau masih harus kontrol ke RS Pirngadi. Dari segi pelayanan luar biasa lah, mulai dari makanan, keramahtamahan hingga kebersihan saya acungi jempol,” ujar wanita yang sudah memiliki 24 orang cucu ini.

BacaSetelah Ada JKN-KIS, Tak Takut Lagi Kekurangan Biaya Berobat

BacaUsia Bukan Halangan, Ikut Program JKN-KIS Malah Merasa Lebih Bugar

Mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan sejak era PT Askes hingga sekarang telah membuka mata dan hati Hadonaddin untuk giat mengajak kerabat serta keluarganya agar segera mendaftar sebagai peserta JKN-KIS. Bahkan dalam setiap kesempatan, ia juga menyempatkan diri untuk mengingatkan pentingnya program ini, termasuk ketika ia menjadi penceramah di masjid.

“Beberapa tahun belakangan, saya sering menyelipkan pesan kepada masyarakat akan pentingnya mendaftar JKN-KIS sebelum terlambat. Karena menurut saya kesadaran masyarakat akan hal ini masih kurang, padahal manfaat yang kita dapat dari program JKN-KIS ini sangatlah besar,” tutup pria asal Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara ini.

Share this: