Heboh! Dosen UIN Hina Suku Batak, Ini Isi Lengkap Ucapannya…

Share this:
Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau.

Fahmi pun meminta agar Husni tidak bicara rasis. Dia menyatakan bahwa dia hanya ingin mempertanyakan alasan pelarangan pemakaian cadar dan celana cingkrang. Dia kembali mengingatkan ucapannya bisa menyakiti suku Batak dan bisa viral di media.

“Silahkan saja (adukan ke media). Masalah media, saya ini orang media. Udah kau baca media aku. Aku ini (pernah) dimuat di media mana-mana. Kau tengok itu. Tak kau tengok di tv aku. Hebat kali media tu? Taik kucing-nya itu (media),” ketusnya.

Setelah ucapan yang mengandung rasis itu viral, berbagai reaksi pun muncul dari berbagai kelompok etnis Batak, terutama dikalangan grasroot, media sosial Facebook dan WhatsApp .

BACA: Densus 88 Geledah Kampus Fisip Universitas Riau

Untuk meredam itu semua, perwakilan dari generasi muda Batak yang juga bahagian dari IKBR Dedi Harianto Lubis, SH langsung melakukan pertemuan dengan Rektor UIN Profesor Akhmad Mujahidin, serta dihadiri Dekan Fakultas Ushuluddin DR Jamaluddin MUs dan Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Dr Ahmad Supardi.

Pertemuan itu diinisiasi oleh Relawan Nawacita Raya Desmanto dan Patar Sitanggang berlangsung, pada Minggu (24/11/2019) pada pukul.12.30 WIB. Rektor UIN menyampaikan langsung kekecewaan dan penyesalannya atas terjadinya peristiwa tersebut. Bahkan rektor mengaku dirinya ditelepon langsung oleh Gubernur Riau dan meminta agar segera diselesaikan agar tidak terjadi konflik SARA di Riau.

Rektor pun berharap agar masalah ini bisa selesai dengan jalan musyawarah dan kekeluargaan. “Semoga bisa kita selesaikan dengan jalan musyawarah,” ujarnya.

Sementara, Dedi Harianto Lubis menyampaikan bahwa ucapan rasis yang dikeluarkan seorang akademisi sangat tidak elok, apalagai di negara yang memiliki ideologi Pancasila dan ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Dia juga menyampaikan bahwa reaksi keras ditunjukkan oleh warga Batak di berbagai grup WA yang ia ikuti sangat manusiawi, karena ucapan oknum dosen tersebut telah melukai hati warga Batak. “Namun untuk itu kita berharap juga bisa segera selesai, agar tidak dimanfaatkan pihak tertentu,” ujarnya.

Dedi, menyampaikan 3 poin dalam kesimpulannya, pertama, meminta Rektor UIN mengadakan mediasi dengan mengundang perwakilan tokoh-tokoh Batak, meminta dosen yang bersangkutan mengakui kesalahan dan meminta maaf di forum tersebut dan meminta rektor memberi sanksi tegas kepada yang bersangkutan.

BACA: Penyerang Mapolda Riau Disebut-sebut Jaringan ISIS Kota Dumai

Ketiga poin tersebut disambut baik Rektor UIN dan berjanji akan menindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Batak, Melayu dan lainnya, yang direncanakan dilaksanakan pada Senin (25/11/2019).

Diketahui, selain menghina suku Batak, dosen ini juga menghina profesi wartawan dengan menyebut kata-kata tidak pantas. Dia mengaku tidak takut diberitakan dan bersikeras dan bersisikuh bahwa yang diucapkan adalah benar.

Share this: