Benteng Times

Adik Kakak di Karo Kompak Pakai JKN-KIS

Eka Karina Putri Ginting saat menemani adiknya Dea Endalimta Ginting dirawat di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi, belum lama ini. 

KARO, BENTENGTIMES.com– Meski sedang menjaga sang adik yang sedang terbaring sakit, namun Eka Karina Putri br Ginting (19) tak henti tersenyum tatkala ditemui wartawan di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi, pada Kamis (29/8/2019), lalu.

“Wah senang sekali ada petugas BPJS yang berkunjung ke sini (rumah sakit, red). Biasanya kan cuma perawat atau dokter saja,” ucapnya tersenyum.

Karin, demikian biasa ia disapa, sudah 2 hari menjaga adik perempuannya, Dea Endalimta br Ginting (13), di rumah sakit karena terkena diare. Dua bulan sebelumnya, justru sang adik lah yang menjaga Karin ketika mengidap demam berdarah dengue (DBD). Meski berbeda usia dan jenis penyakitnya, namun pilihan mereka tetap sama, yakni Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

BacaJKN-KIS Telah Menghapus Air Mata Rekes Ginting, Tahu Kenapa?

Meski demikian, Karin mengaku sempat ragu menggunakan KIS, karena mendengar isu negatif tentang pasien JKN-KIS di rumah sakit. Mulai dari yang pembedaan pelayanan hingga obat yang tidak sesuai.

“Tapi, setelah saya rasakan sendiri, pelayanan di rumah sakit ini sangat memuaskan. Baik dokter maupun perawatnya sangat peduli.  Dokternya selalu masuk sesuai jadwal dan perawatnya pun selalu siap siaga kapan saja dipanggil. Obat yang diberikan juga obat yang sama dengan pasien umum. Makanya, ketika adik saya ini sakit, saya tidak ragu lagi langsung saya daftarkan sebagai pasien JKN-KIS,” ucap Karin, yang sehari-hari bekerja sebagai pramuniaga di sebuah toko baju di kota Kabanjahe.

BacaKisah Cele Ginting, Belasan Kali Terselamatkan Karena JKN-KIS

Prinsip gotong royong yang menjadi dasar Program JKN-KIS ini ternyata juga telah menarik hati Karin. Wanita kelahiran kota Padang ini sangat memahami bahwa biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit pasti lah tidak kecil. Apalagi bagi pasien dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan sejenisnya. Tentu jika harus membayar sendiri sangat lah berat. Namun, dengan dibantu iuran dari peserta lain dan juga pemerintah maka hal itu tidak lagi menjadi kendala.

“Bersyukur sekali menjadi rakyat Indonesia, dapat menikmati mudahnya pelayanan kesehatan tanpa memikirkan biaya. Hanya dengan iuran yang relatif murah, kami dapat merasakan pelayanan kesehatan sebagus ini. Semoga Program JKN-KIS dapat terus berjalan sehingga anak cucu kita nanti juga dapat merasakan hal yang sama,” tutup Karin.

Exit mobile version