Terkena DBD, Ini Kesan Enda Saat Pertama Kali Pakai KIS

Share this:
PELITA MONALD GINTING-BMG
Enda Febrina br Ginting dan ibunya Terang Ate Br Surbakti saat mendapat perawatan medis di di RS Amanda Berastagi, beberapa waktu lalu.

KARO, BENTENGTIMES.com– Terang Ate br Surbakti mengaku sangat terbantu dengan hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional–Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Dengan program itu, ia tak lagi khwatir memikirkan biaya perobatan saat menderita sakit. Hal itu sangat ia rasakan saat anaknya Enda Febrina br Ginting menderita sakit DBD.

“Mamak gak perlu hutang lagi sama tetangga,” kata Enda Febrina br Ginting (8), polos ketika ditanya pendapatnya mengenai Program JKN KIS.

Gadis yang masih duduk di bangku kelas 3 SD ini memang belum begitu paham dengan program JKN-KIS. Namun, Enda dapat merasakan manfaatnya dengan melihat perbedaan raut wajah sang ibu ketika merawatnya tahun lalu sebelum ia terdaftar sebagai peserta JKN–KIS dengan sekarang.

“Dulu, waktu aku sakit diare, wajah mamak selalu murung. Namun sekarang lebih tenang. Mamak bilang sekarang berobatnya gratis. Mungkin karena itu,” ujar Enda, yang seketika disambut tawa sang ibu Terang Ate br Surbakti (48).

“Iya, dulu Enda juga sempat dirawat di rumah sakit karena diare, namun karena belum terdaftar sebagai peserta JKN–KIS. Maka, kami harus membayar untuk pengobatannya. Sedangkan penghasilan suami saya sebagai peladang hanya cukup untuk biaya sehari-hari, tabungan pun kami tidak punya. Jadi, terpaksa meminjam uang dulu ke tetangga waktu itu,” kenang Ate.

BacaYang Buat Pensiunan Guru SD Ini Bangga Menjadi Bagian dari JKN-KIS

BacaSempat Cuek, Rohani Akhirnya Jatuh Hati Pada Program JKN-KIS

Kini, Enda sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN sejak bulan Februari lalu. Tak disangka, dua bulan kemudian ia terkena demam berdarah atau demam dengue (DBD, red) yang mengharuskannya kembali dirawat inap di RS Amanda Berastagi.

“Awalnya, kami kira Enda demam biasa. Namun karena tak kunjung sembuh dan semakin panas akhirnya kami bawa kesini (RS Amanda-red). Setelah diperiksa, dokter bilang anak saya terkena DBD dan harus diopname untuk mendapatkan perawatan. Langsung saya ingat dengan kartu KIS Enda. Puji Tuhan, kali ini kami tidak perlu membayar pengobatannya. Semua ditanggung Program JKN-KIS,” ujar wanita yang sehari-hari membantu suaminya berladang di Desa Kandibata, Kabanjahe.

BacaOrang Pintar Pakai JKN-KIS, Begini Alasannya…

BacaSyukur Luar Biasa Bagi Pulungan Simatupang Terdaftar Sebagai Peserta JKN-KIS

Dalam kesempatan itu, Ate menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan peserta lain yang telah bergotong-royong sehingga program JKN-KIS ini dapat berjalan membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa dipunggut biaya.

“Program ini seperti hujan di musim kemarau. Menjadi satu-satunya harapan ketika sepertinya sudah tidak ada jalan keluar lagi. Semoga Program JKN-KIS dapat terus eksis,” tutup Ate, mengakhiri perbincangannya dengan BENTENG TIMES, pada Jumat (26/04).

Share this: