Korupsi Pasar Horas, Suami Anggota DPRD Sumut Sarma Diringkus Setelah Buron 11 Tahun

Share this:
BMG
Terpidana korupsi pembangunan kios darurat Pasar Horas Siantar, Henry Panjaitan (baju batik), didampingi Kasi Penkum Kejati Sumut Sumanggar Siagian, dan Kajari Siantar Ferziansyah Sesunan, di Kantor Kejatisu, Medan, Selasa (23/4/2019).

MEDAN, BENTENGTIMES.com– Pelarian Henry Panjaitan (55), suami dari Anggota DPRD Provinsi Sumut Komisi A Sarma Hutajulu, kandas sudah. Henry yang menjadi buronan kasus korupsi Pasar Horas Siantar, selama 11 tahun terakhir, berhasil diringkus pada Selasa (23/4/2019). Henry merupakan Direktur CV Vini Vidi Vici yang terlibat korupsi dalam pembangunan kios darurat Pasar Horas Siantar tahun 2002 yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp679.496.741.

Kajari Siantar Ferziansyah Sesunan membenarkan jika terpidana Henry Panjaitan merupakan suami dari seorang Anggota DPRD Sumut.

“Ya. Infonya, istrinya Anggota DPRD Sumut. Namanya Sarma Hutajulu,” ungkap Ferziansyah, Selasa (23/4/2019).

Ferziansyah menjelaskan bahwa kasus yang menjerat Henry ini juga melibatkan mantan Wali Kota Pematangsiantar Marim Purba masa jabatan 2000-2005.

“Pada tahun 2002, ada pembangunan massal kios sementara Pasar Horas Siantar, yang waktu itu habis kebakar. Dia tidak sendirian dalam kasus ini. Mantan Walikota Siantar Marim Purba juga terlibat dan sudah dihukum pidana penjara tahun 2005 lalu,” ujarnya.

Dia menuturkan, pada pengadilan tingkat pertama di PN Siantar Henry divonis bebas. Jaksa kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA).

MA memutuskan Henry bersalah dengan dipidana penjara 4 tahun dan denda Rp200 juta subsidair 6 bulan dan membayar uang pengganti sebesar Rp247.070.000.

“Putusan kasasi itu tahun 2005. Kami menerima salinan putusan kasasi tahun 2008,” beber Ferzi.

BacaTim Intelijen Kejatisu Kembali Tangkap DPO Manipulasi Pajak

BacaTerpidana Penjual Orang Asal Tebingtinggi Itu Diserahkan ke Kejati NTT

BacaIntelijen Kejatisu Tangkap Seorang Dokter DPO Kejari Pekanbaru

Namun, jaksa eksekutor gagal mengeksekusi putusan tersebut. Henry telah melarikan diri dan akhirnya masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2008. Selama masa pelarian, Ferzi mengatakan, Henry mengubah identitasnya.

“Dia (Henry) mengubah identitas, tanggal lahir, tempat lahir, nama, alamat. Dan, hari ini sudah kita amankan,” jelasnya.

Share this: