Belajar dari India, Bupati Karo: Saatnya Beralih ke Pertanian Ramah Lingkungan

Share this:
PELITA MONALD GINTING-BMG
Bupati Karo Terkelin Brahmana (kiri) saat mendengarkan pemaparan Mr T Vijay Kumar, Advisor Government of Andhra Pradesh, tentang  penerapan ZBNF, sistem bertani ramah lingkungan dan tanpa biaya bertempat di India, Jumat (22/3/2019).

Sebuah Filosofi, Menolak Pertanian Kimia Wariskan Revolusi Hijau

Adalah Subash Palekar, pencetus ZBNF yang tak kenal lelah mempromosikan sistem pertanian ini di seluruh India. Subash menjelaskan ZBNF adalah filosofi, menolak pertanian kimia yang diwariskan oleh revolusi hijau dan (istilah) pertanian organik yang semakin dikooptasi oleh perusahaan-perusahaan pertanian.

Ia mengungkapkan, tingkat bunuh diri petani di India cukup tinggi. Selama 10 tahun terakhir saja sudah lebih 300.000 petani yang bunuh diri; di Negara Bagian Karnataka April-Mei 2015 sudah 60 orang bunuh diri. Penyebabnya adalah para petani tersebut terlilit hutang yang sangat besar karena membeli input-input pertanian dari kimia yang mahal. Namun gagal panen dan hasil produksinya tidak mampu mencukupi modal. Akibatnya si petani tidak mampu bayar, dipermalukan di desanya, frustasi, kemudian bunuh diri.

“ZBNF hadir sebagai solusi. ZBNF ingin melawan sistem global yang sangat menyengsarakan petani, tapi di ZBNF kita tidak ‘menyalahkan’ perusahaan-perusahaan agribisnis transnasional tersebut; kita petani sendirilah yang seharusnya jangan pernah mau menggunakan produk-produk input pertanian dari mereka,” papar Subash berfilosofi.

Disebut ZBNF karena praktik pertanian ini berusaha meminimalkan penggunaan biaya, yang biasanya berasal dari pupuk kimia, pestisida, benih GMO, upah, dan lainnya.

“Semua yang dipakai dalam ZBNF ini ada di sekitar kita petani. Itulah mengapa namanya ‘zero budget,” ujarnya.

Jiwambrita, Intercrop, Mulching & Humus

Dalam praktik ZBNF, selain menolak penggunaan input kimia, juga memaksimalkan semua yang ada di sekitar lingkungan untuk dimaksimalkan dalam lahan.

“ZBNF berusaha memaksimalkan kandungan humus dalam tanah sehingga produksi bisa maksimal,” kata Subash.

BacaLahan Pertanian di Sumut Sudah Sangat Mengkhawatirkan

Untuk itu ada beberapa hal mendasar yang harus dilaksanakan dalam praktik ZBNF. Pertama adalah harus menanam tanaman silang (intercrop) dalam satu lahan, seperti komposisi antara kelapa, pinang, pisang, kacang-kacangan, glisirida (kihujan), marigold (sejenis bunga yang berwarna oranye), drumstick (sejenis petai cina), (dan kombinasi intercrop lainnya) yang masing-masing tanaman saling mendukung satu sama lain untuk membuat kandungan humus di dalam tanah meningkatkan.

Share this: