Kisah Petani di Zona Merah Sinabung: Bertaruh Nyawa Demi Menyekolahkan Anak

Share this:
PELITA MONALD GINTING-BMG
Dansatgas Tanggap Darurat Gunung Sinabung Letkol Inf Taufik Rizal Batubara menemui Victoriunus Sitepu (50), salahseorang petani yang nekat bercocok tanam di zona merah di Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Jumat (21/12/2018). 

Dan, Victoriunus ternyata tidak sendiri. Ada Aron Sembiring yang juga diam-diam kembali melakukan aktivitas di zona merah. Aron bahkan tidak hanya berladang, tapi dia juga nekat membuka warung.

Alasannya serupa. Aron juga nekat bertaruh nyawa karena faktor ekonomi dan tuntutan biaya sekolah anak-anak.

Aron mengatakan, sejak Gunung Sinabung erupsi, mereka mengungsi. Dan, sekarang mereka tinggal di Huntap (hunian tetap) yang telah diberikan pemerintah. Namun, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak-anak, mereka tetap nekat kembali berladang di zona merah.

“Memang kami sudah dapat huntap (hunian tetap) pak, tapi kami cuma tidur aja di sana pak. Kalau cari makan tetap harus ke sini lah. Kan anak kami butuh biaya sekolah juga. Kalau ladang yang dikasih pinjam, berapa hari lah kami bisa dapat,” katanya, kepada Letkol Inf Taufik Rizal Batubara.

BacaDilelang, Jersey Del Piero Laku Rp80 Juta, Untuk Korban Sinabung

BacaJeritan Masyarakat Korban Erupsi Gunung Sinabung pada DJOSS

Menanggapi hal itu, Dandim 0205 Tanah Karo ini tetap tegas. Taufik mengungkapkan bahwa Gunung Sinabung itu berstatus awas level IV. Selama status tersebut belum dicabut, Taufik mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di zona merah.

“Ini demi keselamatan bapak-bapak. Dengan alasan apapun, tidak boleh melakukan aktivitas di zona merah,” tegas Taufik, didampingi Danramil 04/SE Kapten Kav J Surbakti dan personel Polsek Simpang Empat.

Share this: