Kenangan Semasa Hidup Sartika Peranginangin Yang Tak Terlupakan Amsalta

Share this:
BMG
Amsalta Sinuhaji memegang foto sahabatnya Sartika Peranginangin (salahsatu korban), saat acara pemakaman di Desa Merdeka, Karo, Senin (3/12/2018 ) lalu.

Laporan: Amsalta Sinuhaji– Kecamatan Merdeka, Karo

KARO, BENTENGTIMES.com– Kepergian tujuh mahasiswi korban subuh maut di Pemandian Daun Paris Raja Berneh, Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Karo, menyisakan duka dalam bagi keluarga dan rekan-rekannya sesama mahasiswa. Seperti penuturan Amsalta Sinuhaji, dimana salahsatu korban yang meninggal dunia itu adalah sahabat dekatnya, Sartika Peranginangin.

Amsalta Sinuhaji mengaku sangat terpukul atas kepergian Sartika Peranginangin, sahabat sekaligus koleganya dalam Seni Tari Karo Perkolong-kolong. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) ini mengungkapkan, kenangan di dunia perkolong-kolong (Perkolong-Kolong adalah kesenian Suku Karo dari Sumatera Utara, yang diperankan sepasang pria dan wanita sebagai penyanyi dan sekaligus sebagai penari pada acara Gendang Guro-Guro Aron, red), tentu sangat banyak, karena harus memiliki emosional yang lebih hingga dapat terlihat serasi.

“Yang tidak terlupakan itu adalah dialog-dialog di panggung dan latihan bersama,” ujar mahasiswa Karo dari FISIP USU ini, dengan mata berkaca-kaca.

(Baca: Subuh Maut di Pemandian Daun Paris Raja Berneh, 7 Mahasiswa Tewas Tertimbun Longsor)

(Baca: Malam Keakraban Berakhir Duka, Korban Selamat: Ada Terdengar Suara-suara Begitu)

Amsalta menceritakan, kenangannya bersama Sartika Peranginangin cukup banyak. Namun, Amsalta tidak bisa melanjutkan kisahnya lebih lanjut bersama Sartika Peranginangin karena air matanya tak terbendung membasahi pipinya.

“Sudahlah, saya sudah coba ikhlaskan sahabat saya ini,” ucapnya sambil mengusap air mata.

(Baca: Ini Daftar Nama Lengkap Korban Tewas Longsor di Pemandian Tanah Karo)

(Baca: Mahasiswa Karo Berduka: Lanai Terselamatkenku Anak Ndu Ndai, Mami..)

Amsalta mengatakan, sahabatnya itu telah dikebumikan pada Senin 3 Desember 2018 lalu, di Desa Merdeka, Karo.

“Jujur, di situ saya hadir dengan perasaan percaya tidak percaya,” ujarnya lagi.

Share this: