TNI-Polri Akan Dilibatkan, Bupati Karo: Yang Melanggar, Harus Ditindak

Share this:
PELITA MONALD GINTING-BMG
Bupati Karo Terkelin Berahmana, didampingi Dandim 0205/TK Letkol Inf Taufik Rizal Batubara, saat meninjau lokasi pemandian air panas  Daun Paris Raja Berneh, Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Minggu (2/12/2018).

KARO, BENTENGTIMES.com– Musibah tembok penahan ambruk yang menewaskan tujuh mahasiswa di pemandian air panas Daun Paris, Raja Berneh, Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, dijadikan sebagai titik balik oleh Pemkab Karo untuk melakukan pengawasan keberadaan bangunan-bangunan tak layak. Terutama, bangunan yang didirikan berdindingkan tebing.

Bupati Karo Terkelin Brahmana di lokasi kejadian menegaskan, kedepan tidak boleh lagi terulang kejadian serupa. Seluruh Uspika Kecamatan diimbau agar bersinergi, bentuk tim pendataan bangunan tak layak di lokasi objek wisata pemandian air panas.

“Mana yang melanggar, harus ditindak,” tegas Terkelin Brahmana, di lokasi pemandian milik Efianto Sembiring itu.

(Baca: Subuh Maut di Pemandian Daun Paris Raja Berneh, 7 Mahasiswa Tewas Tertimbun Longsor)

(Baca: Ini Daftar Nama Lengkap Korban Tewas Longsor di Pemandian Tanah Karo)

Setelah melihat lokasi kejadian, Terkelin baru menyadari jika banyak bangunan milik Efianto Sembiring yang tidak memenuhi standar, sehingga rentan mengancam keselamatan jiwa para pengunjung. Ia juga melihat banyak bangunan terbuat dari kayu, menyerupai gubuk didirikan di dekat gundukan tanah dengan berdindingkan tebing.

“Wah, ini bahaya sekali,” ujar Terkelin.

“Ini tak boleh lagi. Kedepan harus didata. Yang melanggar ditertibkan,” tegas Terkelin.

Pada kesempatan itu, Terkelin menyampaikan turut berduka-cita kepada para korban meninggal dunia. Ia juga menyampaikan semoga para korban luka segera sembuh.

(Baca: Malam Keakraban Berakhir Duka, Korban Selamat: Ada Terdengar Suara-suara Begitu)

(Baca: Mahasiswa Karo Berduka: Lanai Terselamatkenku Anak Ndu Ndai, Mami..)

Sebagaimana diketahui, pada Sabtu malam (1/12/2018, sejumlah mahasiswa sedang menggelar Malam Keakraban (Makrab). Mereka adalah para pemuda dan pemudi yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA). Acara malam itu berthemakan ‘IMKA Dalinta Ersada Guna Erbudaya, Sekeluarga, Ras Berkarya’.

Menurut informasi diperoleh, undangan acara malam keakraban itu disebar ke 54 orang. Dalam kejadian itu, tujuh korban meninggal dunia dan sembilan orang luka-luka. Para korban luka dirawat di dua rumah sakit berbeda di Berastagi, yakni RS Amanda dan RS Evarina Etaham.

Share this: