Makna Gelar Tuanku Seri Indera Utama Junjungan Negeri Pada Jokowi

Share this:
BMG
Sultan Negeri Deli Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam bersama jajaran kesultanan Deli di Istana Negara.

MEDAN, BENTENGTIMES.com– Penganugerahan gelar ‘Tuanku Seri Indera Utama Junjungan Negeri’ yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo ternyata memiliki makna tersendiri. Kepala Badan Pertanahan Kesultanan Deli, OK Saidin, sebagai perwakilan Kesultanan Deli menjelaskan arti gelar yang disematkan pada orang nomor wahid di Republik Indonesia (RI) itu, berikut alasannya.

Saidin menjelaskan, prosesi pemberian gelar yang dilaksanakan pada Minggu, 7 Oktober 2018 lalu, itu memiliki makna filosofis sebagai sifat baik yang dimiliki oleh pemimpin untuk membangun negerinya dengan tiupan udara segar (yang bermakna kemakmuran) ke seluruh pelosok negeri.

“Gelar ini adalah gelar tertinggi kebangsawanan yang diberikan oleh Kesultanan Deli,” terang Saidin, pada Acara Jumpa Pers di Cafe Chillax, Jalan Wahid Hasyim, Minggu (14/10/2018).

Setelah pemberian gelar kebangsawanan ini, kata Saidin, Presiden Joko Widodo menjadi keluarga Kesultanan Deli yang tidak terpisahkan dengan Istana Maimoon.

Tak lupa Saidin menjelaskan alasan Kesultanan Deli memberikan gelar tersebut terhadap Jokowi.

“Mereka yang dipandang bijak bukanlah hanya mereka-mereka yang cerdas dalam mengendalikan keadaan dalam situasi yang sulit. Di tengah keterpurukan ekonomi dunia, di tengah terkikisnya rasa kepedulian dan kesetiakawanan sosial, Jokowi berhasil melewati berbagai rintangan,” ujarnya.

Di tengah hiruk-pikuk pertarungan ekonomi dan politik global, sebut Saidin, lahir putera terbaik bangsa yang terus menerus mencari jalan keluar guna mempertahankan keagungan bangsa dan negerinya. Jokowi telah berhasil membuat pola kepemimpinan yang bersahaja yang bertumpuh pada semangat egaliter.

“Dalam menjalankan program-program pemerintahan, Indonesia mampu mengatasi segala rintangan termasuk mengatasi kesedihan dan kesulitan bangsa yang akhir-akhir ini tertimpa berbagai bencana,” ujarnya.

(Baca: Kisah Kesultanan Deli: Keberanian Tuanku Panglima Perunggit Memisahkan Diri dari Kerajaan Aceh (bagian 1))

(Baca: Presiden Jokowi Buka Rakernas MABMI: Jangan Sampai Perbedaan Memecah Belah)

Bagi Saidin, Jokowi telah memberikan perhatian bagi kelangsungan hidup Kesultanan dan Kerajaan yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

“Jokowi menjaga sistem kerapatan adat yang menopang eksistensi mereka dan menyimpan banyak kearifan. Bagi Jokowi kearifan lokal yang kelak akan menjadi landasan bagi kearifan nasional,” tandasnya.

Share this: