Ini Penyebab Ular Telan Manusia di Sulawesi

Share this:
Wa Tiba yang ditemukan di dalam perut ular sanca di Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

SULTENG, BENTENGTIMES.com – Tragedi yang mengenaskan yang dialami Wa Tiba (54), warga Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, dimana dia tewas dimakan seekor ular piton, ternyata tak baru kali ini terjadi.

Sebelumnya pada 2017, seorang pria dari Sulawesi Barat bernama Akbar Salubiro ditemukan tewas di dalam perut ular yang biasa disebut juga sebagai sanca kembang ini.

“Konflik ini bukan yang pertama kali. Tahun lalu juga ada di Sulawesi Barat. Kita harus tahu bahwa piton bukan hewan domestik, tapi satwa liar. Bagaimanapun jinaknya piton, mereka punya insting untuk makan,” kata peneliti herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, Sabtu (16/4/2018).

(BACA: Hilang di Hari Raya, Seorang Ibu Ternyata di Dalam Perut Ular Sanca)

Ia juga mengatakan peristiwa seperti ini kerap kali terjadi karena tingginya konflik antara manusia dan ular akibat perubahan fungsi lahan yang juga menjadi habitat ular yang bernama ilmiah Python reticulatus ini.

“Habitatnya sudah banyak berubah menjadi kebun kemudian hewan-hewan mangsanya seperti babi hutan, anoa, dan babi rusa banyak diburu orang.”

Amir mengatakan, piton memiliki kemampuan untuk mendeteksi makhluk berdarah panas sebagai mangsanya, termasuk juga manusia. Karena itu, manusia pun tidak luput dari incaran piton apabila tidak ada mangsa lain di sekitarnya.

“Piton ini tidak mencari mangsa, ia hanya menunggu. Ketika ada di depannya yang ia anggap mangsa, maka ia akan langsung membelit untuk melumpuhkan mangsanya. Ukuran segitu pasti kuat sekali. Apalagi ini malam, korban mungkin tidak melihat adanya piton,” jelas Amir.

Karena itu, Amir menyarankan, agar warga berhati-hati bila mengunjungi kebun di malam hari, terutama bila kebunnya berada di pinggir hutan.

Share this: