Jokowi Tulis Surat untuk Paus Fransiskus, Begini Isinya…

Share this:
Paus Fransiskus dan Luhut Pandjaitan.

JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan saat bertemu Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus, secara khusus membawa surat titipan Presiden Joko Widodo. Pertemuan tersebut dilangsungkan pada Rabu (25/4/2018).

Keterangan Kedutaan Besar RI di Vatikan, surat tersebut berisi informasi mengenai baiknya ekonomi Indonesia dan pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah.

Surat tersebut juga berisi cerita mengenai banyaknya warga Indonesia yang bekerja sebagai petani sawit. Sayangnya, para petani tersebut menghapi keadaan kurang kondisif usai Uni Eropa melarang penggunaan minyak sawit untuk bahan bakar biofuel mulai 2021 mendatang.

“Surat Presiden Jokowi antara lain berisi informasi bahwa selama ini performa perekonomian cukup baik dan sebagian besar rakyat telah dientaskan dari garis kemiskinan. Banyak dari warga Indonesia bekerja sebagai petani, termasuk petani kelapa sawit yang memiliki sekitar 40 persen dari 12 juta hektar lahan kelapa sawit,” bunyi keterangan KBRI Vatikan, Kamis (26/4/2018) dilansir dari kumparan.com.

“Namun situasi saat ini kurang kondusif karena resolusi Uni Eropa terkait larangan penggunaan minyak kelapa sawit untuk bahan biofuel mulai 2021….Diskriminasi ini tentunya tidak hanya akan mempengaruhi petani kecil di Indonesia tetapi juga di negara penghasil kelapa sawit lainnya,” ujar keterangan KBRI Vatikan lagi.

Sebelum bertemu Paus, Luhut melakukan pertemuan dengan Direktur Lembaga Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, Kardinal Peter Turkson.

Luhut menyatakan, saat bertemu Turkson, yang bersangkutan berjanji akan membantu Indonesia menghadapi ancaman Uni Eropa untuk menghapus penggunaan biodiesel dan kelapa sawit.

“Kardinal Turkson menyampaikan bahwa Ia concern dengan nasib petani sawit dan jutaan orang yang kehidupannya bergantung pada industri kelapa sawit ini. Beliau secara khusus menyatakan apa yang akan terjadi jika mereka ini -yang sebagian besar Muslim- tidak mempunyai penghasilan lagi,” sebut Luhut.

“Karena itu, Kardinal Turkson menggagas untuk mengadakan seminar yang membicarakan hal ini di Universitas Kepausan di Vatican bulan depan,” sambung dia.

Share this: