Benteng Times

Viral Musala di Medan Dirusak Kepling, Simak Penjelasan Bobby Nasution dan MUI

Tangkapan layar video viral keributan terkait proyek pembangunan Musala di Medan, baru-baru ini.

MEDAN, BENTENGTIMES.com– Unggahan video disertai narasi pembangunan musala di Medan dirusak kepala lingkungan (kepling) viral di media sosial (medsos). Walikota Medan Bobby Nasution menuturkan, jika permasalahan itu dipicu selisih paham soal pembangunan gedung.

“Permasalahan yang saya tangkap ya, permasalahan antara rumah ibadah sama warga, jamaahnya-lah kita bilang. Ini masalah pembangunan antara teras yang mau dibangun sama mau dinaikkan ke lantai dua,” terang Bobby Nasution, setelah meninjau vaksinasi pelajar di SMPN 40 Medan, Rabu (6/10/2021).

“Apakah petugas kita di situ, kepling kita di situ mau menengahi atau seperti apa atau tersulut, tapi saya rasa kemarin sudah diselesaikan ya,” ujar Bobby.

Menurut Bobby, para pihak yang terlibat sudah berdamai. Kejadian itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

“Sudah berdamai, mungkin kondisi di lapangan tahulah namanya seperti itu. Tapi, saya rasa itu bisa diselesaikan dengan kekeluargaan,” kata Bobby.

BacaKisah Lain di Balik Tragedi Fuso Seruduk 11 Kendaraan, Viral Video: Nyawa Dibalas Nyawa

BacaViral Penganiayaan di RS Siloam, Perawat Christina Romauli Sampai Sujud, Masih Saja Ditendang

Meski demikian, Bobby meminta pihak yang terlibat cekcok harus juga bertanggung jawab bila ada yang dirugikan.

“Yang pasti, kalau misalnya ada yang merusak, tentunya harus meminta maaf. Itu saya rasa, kalau itu sudah dilakukan, tinggal berbicara sama yang berkonflik ataupun di rumah ibadahnya. Saya rasa kalau dipecahkannya, harus diganti,” tegas Bobby.

Salah seorang penjaga musala menunjukkan bekas kaca yang pecah akibat dilempar Kepling VIII, Senin (4/10/2021).

BacaViral, Oknum Guru Posting Skandal Selingkuh Dirinya Dengan Kadis di Tanjungbalai

BacaViral Harimau Makan Rumput di Medan Zoo, Terekam Video: Tubuh Kurus Kerempeng

Dia mengatakan, akan mendalami persoalan ini. Namun, ia mengingatkan bahwa kepling adalah pengayom masyarakat.

“Makanya tadi kita lihat, ini permasalahannya apa dulu. Kalau permasalahannya antara pribadi kepling sama masjidnya, kita beri teguran. Karena kenapa pula masalah itu, bagaimana pun, dia pengayom masyarakat juga,” terang Bobby.

Halaman Selanjutnya..

Penjelasan MUI

Penjelasan MUI

Diketahui bahwa  unggahan video yang disertai narasi pembangunan musala di Medan dirusak kepala lingkungan viral di media sosial. Dalam video itu, antara seorang pria yang menggunakan kopiah dengan pria yang menggunakan baju dinas ASN terlihat keributan.

Dan, oknum yang terlibat keributan itu belakangan diketahui Muhammad Teguh Rhadi, Kepala Lingkungan setempat.

Sejumlah warga di lokasi berupaya memisahkan dua pria yang ribut itu. Narasi dalam video itu mengatakan keributan terjadi antara warga dan kepala lingkungan (kepling). Kepling itu disebut melakukan perusakan terhadap pembangunan musala.

Keributan disebut terjadi di Musala Al Amanah, Jalan Amaliun, Gang Umanat, Kecamatan Medan Area, Kota Medan.

BacaViral, Emak-emak Nyolong Bunga Gelombang Cinta di Butik Jonia Collection

BacaLurah Asuhan Siantar Dianiaya Oknum TNI, Viral di Facebook, Begini Kronologinya..

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan mengungkapkan, duduk perkara keributan itu. Menurut MUI, keributan berawal dari rencana pembangunan musala di atas tanah wakaf.

“Jadi, peristiwa semalam itu bagian tak terpisah dari pembicaraan sebelumnya. Bahwa Musala Al Amanah itu berdiri di tanah wakaf,” kata Hasan Matsum, Ketua MUI Kota Medan.

Halaman Selanjutnya..

Akar Persoalan

Akar Persoalan

Hasan mengatakan, ada panti asuhan dan tanah kosong yang biasanya dipakai warga untuk berkegiatan di atas tanah itu. Keributan disebut terjadi saat pengurus musala memulai pembangunan dengan menggunakan tanah kosong yang berada di dekat musala.

“Belakangan, BKM Musala ingin mengembangkan musala, memperbesar dengan mengambil sebagian lahan yang terbuka tadi. Inilah masyarakat kurang setuju. Inilah persoalannya,” terang Hasan.

Karena pengurus musala tetap ingin membangun di tanah kosong, warga kemudian menyampaikan penolakan. Warga mengklaim jika tanah wakaf itu diberikan untuk kepentingan masyarakat umum.

“Karena masyarakat kurang setuju, maka terjadilah keributan. Menurut versi masyarakat, dari keterangan ahli waris yang memiliki wakaf, yang membuat wakaf ini kan sudah meninggal, kata ahli waris itu lahan ini untuk kepentingan umum. Makanya, terjadi insiden semalam,” sebut Hasan.

BacaViral Puskesmas Bagan Asahan Berantakan Diamuk Pasien, Tiga Pelaku Terekam CCTV

BacaViral ‘Kolor Ijo’ di Langkat, Ibu Itu Teriak Saat Melihat Pria Misterius Bugil Masuk Kamar

Hasan mengatakan telah ada pertemuan antara camat, lurah, kepling, pengurus masjid, dan pihak kepolisian. Pembangunan masjid itu diputuskan ditangguhkan.

Exit mobile version