Benteng Times

Tatap Hasil Pilgub Sumut, Djarot: Ingat, Revolusi Belum Selesai

Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus di acara Silaturahmi dan Doa Bersama di Rumah Relawan Jalan Cipto.

MEDAN, BENTENGTIMES.com – H Djarot Saiful Hidayat tampil untuk pertama kali di hadapan public pasca selesainya pesta demokrasi 27 Juni 2018 lalu. Dan, di kesempatan itu, Djarot menggaungkan ungkapan yang pernah disampaikan Bung Karno di hadapan para relawan, kader dan simpatisan yang hadir.

Acara tersebut bertajuk silaturahmi dan doa bersama dengan para relawan yang berlangsung di Rumah Relawan Jalan Cipto. Kepada para simpatisan dan kader yang hadir, Djarot menegaskan bahwa walau pemilu sudah selesai, namun proses terus berjalan.

(BACA: Ada yang Janggal saat Rekapitulasi Penghitungan Suara Pilgub Sumut)

“Ingat, revolusi belum selesai. Ketika masih ada rakyat yang tinggal di gubuk reot, masih ada ketidakadilan di sana sini, maka revolusi belum selesai,” ungkapnya, Minggu (8/7/2018), seperti ungkapan yang pernah disampaikan Sang Proklamator Bung Karno.

Revolusi, kata Djarot, adalah revolusi mental yang harus digalakkan di tengah rakyat. Menurutnya, hal tersebut patut diperjuangkan di 2019 nanti, menjadi program andalan Joko Widodo ke depan.

“Kita akan perjuangkan Jokowi untuk dua periode, kemenangan nanti bukan untuk kita saja tapi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

(BACA: Pasangan Djoss Menang di Wilayah-wilayah Ini…)

Pria kelahiran Magelang 6 Juli 1962 itu mengajak segenap relawan mengawal Sumut ke depan, terutama pembangunannya.

“Kita patut bangga, kita berjuang atas dasar nilai kebenaran, kita berjuang atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Saya dan Sihar bersaudara, dia sudah seperti adik saya,” ucap Djarot sambil merangkul Sihar.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para relawan, kader dan simpatisan yang telah berdiri tegak menantang ombak selama proses pilgub berlangsung.

“Saya juga prihatin kepada ustad-ustad yang mendukung saya tidak diizinkan berkhutbah. Ketika saya bertanya kepada beliau (para ustad), ternyata beliau-beliau tidak kecewa serta menyesal. Islam sungguhlah Rahmatan Lilalamin,” ungkapnya.

Tak sampai di situ, Djarot juga mengungkapkan hakikat kekuasaan. “Kekuasaan bukanlah tujuan, kekuasaan adalah sarana, jalan yang akan kita gunakan untuk memberantas kemiskinan, kebodohan, korupsi serta narkoba. Mari kita kawal orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk kekuasaan,” ucapnya.

Bagi Djarot, jabatan hakikatnya adalah ujian dan ajang bagi pemimpin untuk membuktikan intergritasnya.

Terkait hasil pilkada, mantan Walikota Blitar 2 periode ini mengaku bangga dengan hasil tersebut serta bersyukur Sumut tetap aman. “Kita telah berjalan pada relnya, kita tidak melakukan politisasi SARA, money politics maupun hoaks,” katanya.

Djarot sempat berseloroh terkait pengalamannya bertemu sang relawan yang tidak terima dengan hasil pemilu. “Dia datang ke rumah saya, kemudian bilang tidak bisa tidur. Dia meminta saya untuk tidak stress. Wah, salah itu, saya ajak dia sarapan bersama untuk makan sukun dan syukurlah semangat lagi, kita harus tetap semangat,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Djarot juga mengajak semua kalangan mengawal hasil pemilu dan tetap menghargainya. “Mari kita beri kesempatan Pak Edy dan Pak Musa memimpin Sumut. Tugas kita adalah kawal,” tegasnya.

Exit mobile version