Benteng Times

Kiyai Mukhlis Syam: Ada Kesesuaian Piagam Madinah dan Pancasila, Sama-sama Memelihara Persatuan

Kiyai Mukhlis Syam (kiri) bersama Ustad Aris Tua Marpaung.

MEDAN, BENTENGTIMES.com – Menjelang proses pemilihan kepala daerah khususnya Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, para ulama memberikan harapannya terkait proses berjalannya pesta demokrasi tersebut.

Salah satunya Kiyai Mukhlis Syam. Menurutnya semua pihak harus menjunjung tinggi nilai-nilai tasamuh yang ada di dalam Islam. ‘Tasamuh’ artinya tenggang rasa atau toleransi.

(BACA: Seruan Ustad Martono ke Pendukung DJOSS: Sebelum ke TPS Kita Sholat Subuh Bersama)

“Di Indonesia ini terdiri banyak golongan, baik agama dan suku. Maka, seperti yang ada di dalam Al-Quran, bagiku agamaku, bagimu agamamu,” kata Kiyai Mukhlis Syam, Senin (25/6/2018).

Pilkada, masih kata Mukhlis, merupakan urusan hablum minannas, urusan segenap manusia bukan hanya kepada saudara seiman saja.

“Urusan hablum minallah itu urusan vertikal kepada Allah, pribadi ke pribadi. Kalau horizontal, bagaimana kita mengurus dengan sesama manusia,” terangnya.

Posisi Islam yang rahmatan lilalamin, sambung Mukhlis, harus sebagai mediator dan perekat semua umat manusia, bukan sebagai media pemecah belah. Baginya, di dalam Islam sendiri, ada yang qunut ada yang tidak, hal itu sah-sah saja.

(BACA: Akrabnya Djarot saat Berbuka dengan Ustad, Pemuka Agama dan Bilal Mayit)

Lanjut Mukhlis, Dahulu Nabi Muhammad SAW, menggunakan Piagam Madinah sebagai media pemersatu semua kalangan yang berada di kota suci itu.

“Bahkan Rasul berdiri saat ada jenazah Yahudi lewat. Ketika ditanya sahabat, kata Rasul, hal itu penghormatan sesama umat manusia,” ungkapnya.

Ia berharap ke depan Sumut dapat menjadi negeri baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh umat Islam untuk Sholat Istikharah setelah Sholat Subuh ketika akan memilih pada Rabu 27 Juni nanti.

“Bila kita terus berselisih paham kapan negara ini mau maju? Mari kita bersatu dan menjaga negara ini agar tetap aman,” ungkapnya.

Bagi Mukhlis, ada kesesuaian antara Piagam Madinah dengan Pancasila yang ada dewasa ini. Keduanya sama-sama memelihara persatuan dan kepentingan penduduk wilayah atau negara tersebut.

“Ingat perjuangan para ulama menegakkan negara ini, kita merdeka juga karena banyak ulama yang berjuang. Beliau-beliau itu memperjuangkan untuk semua umat yang ada di Indonesia ini. Pancasila itu juga karena persetujuan para ulama yang mengakomodir semua kalangan,” ungkapnya.

Mukhlis menjelaskan, esok hari ia akan memberikan tausiyah di sebuah acara di mana ada kalangan Eramas dan Djoss di dalamnya. Semuanya menurutnya harus bersatu menjaga kedamaian dan ketenteraman.

“Semuanya harus berjuang, di Djoss saudara saya, di Eramas juga saudara saya, kita tak boleh bermusuhan,” ungkapnya.

Exit mobile version