Djarot: Sumut Istimewa Buat Bung Karno, Cita-cita Beliau Harus Diwujudkan

Share this:
Foto Bung Karno di Parapat memandang Danau Toba bersama H Agus Salim.

MEDAN, BENTENGTIMES.com – Juni sering dikenal sebagai Bulan Bung Karno. Di bulan Juni lah Bung Karno lahir, mengenalkan Pancasila dan wafat. Dan, salah satu kenangan perjuangan Bung Karno diungkap oleh H Djarot Saiful Hidayat yang mengatakan bahwa ada keterkaitan yang begitu erat antara Bung Karno dan Sumatera Utara.

”Sumatera Utara (Sumut) adalah provinsi istimewa buat Bung Karno. Selain dibentuk oleh Presiden Soekarno, Sumut adalah provinsi yang mempunyai ikatan erat dengan sang proklamator, khususnya pada masa revolusi kemerdekaan,” ujar Calon Gubernur Sumatera Utara H Djarot Saiful Hidayat, Rabu (6/6/2018), yang bertepatan dengan Hari Lahir Bung Karno ke-117.

(BACA: Djarot: Dada Bung Karno Seakan Berdetak)

Politikus PDI Perjuangan ini mengenang bahwa Provinsi Sumut dibentuk pada era Presiden Soekarno lewat UU Nomor 10 Tahun 1948 yang terbit pada 15 April 1948. Sebelumnya, Sumut masuk Provinsi Sumatera bersama Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan.

“Pembentukan Provinsi Sumut yang hanya 3 tahun pasca kemerdekaan membuktikan Bung Karno memberi perhatian khusus bagi pembangunan di Sumut,” ujar Djarot.

(BACA: Tidak Ada Khilafah, Tapi Kholifah dalam Pandangan Bung Karno)

Selain dibentuk oleh Bung Karno, Sumut juga menjadi provinsi tempat pembuangan sang presiden pertama saat masa revolusi kemerdekaan. Sejarah mencatat Bung Karno pernah dibuang Belanda ke Berastagi, Kabupaten Karo, pada Desember 1948 atau masih pada tahun yang sama terbentuknya Provinsi Sumut.

“Bayangkan saja, baru dibentuk April 1948, Provinsi Sumut langsung jadi tempat pembuangan Bung Karno delapan bulan selanjutnya,” kata Djarot.

“Jadi bisa dibayangkan bagaimana kuatnya ikatan emosional Bung Karno dengan Sumut,” imbuhnya.

(BACA: Bung Karno di Mata Djarot Saiful Hidayat)

Setelah di Berastagi, kenang Djarot, pengasingan Bung Karno lanjut ke Parapat, Kabupaten Simalungun, pada awal 1949. Rumah bergaya arsitektur Eropa di tepi Danau Toba menjadi saksi Bung Besar di saat-saat sepinya.

“Dari yang saya baca, Bung Karno sering menghabiskan waktu untuk sekadar memandang ke Danau Toba. Jadi sangat mungkin buku-buku hebat Bung Karno juga hasil permenungan beliau di Danau Toba,” ujar Djarot.

(BACA: Djarot-Sihar Ziarahi Makam Bung Karno)

Oleh karenanya, kata Djarot, mimpi Bung Karno agar Sumut maju harus terus diwujudkan oleh semua anak bangsa. Mimpi Bung Karno itu juga yang membuat hatinya tergerak untuk ikut memberi sumbangsih untuk Sumut.

“Mimpi Bung Karno juga yang membuat hati saya tergerak untuk ikut memberi sumbangsih untuk Sumut,” kata Djarot yang pernah menjabat Walikota 2 periode di Blitar, yang juga merupakan kota dimana Bung Karno dimakamkan.

Share this: