Film Patriotik Korea Selatan yang Bisa jadi Tontonan Kamu

Share this:
At The Movies
Film 'The Battleship Island'

Bagi kamu pecinta film Korea Selatan, mungkin sebagian dari kamu hanya mengetahui film-film drama lah yang dihasilkan dari Negeri Ginseng tersebut.

Ternyata Korea Selatan juga telah menghasilkan film-film patriotik yang tak kalah bagus dan bisa jadi tontonan yang menarik bagi kamu penggemar aktor dan aktris Korea Selatan.

Rangkuman film-film patriotik Korea Selatan berikut agar kamu lebih mengetahui sejarah Korea Selatan.

1. The Battleship Island

The Battleship Island menggambarkan kisah nyata perjuangan warga Korea Selatan di tahun 1945, saat Perang Dunia II dimana penjajah Jepang berkuasa. Sekitar 400 warga Korea Selatan menjadi tawanan Jepang serta dipaksa bekerja di pertambangan batu bara di Hashima.

Nggak cuma Indonesia aja yang pernah sengsara dibuat Jepang. Dalam film tersebut, di pulau Hashima rakyat Korea Selatan diperlakukan sangat kasar dan nggak manusiawi. Mengisahkan Lee Kang-ok (Hwang Jung-min), seorang musisi jazz yang pindah ke Jepang untuk mencari pekerjaan bersama anak perempuannya, Sohee (Su-an Kim) dan seluruh anggota bandnya.

Naas, ia dan rombongan terjebak di dalam pulau Hashima. Tak hanya itu, ada pula Choi Chil-Sung (So Ji-Sub) ketua preman saat di Korea, Mal-nyeon (Lee Jung-Hyun) seorang wanita muda pemberani dan 400 orang Korea lainnya yang wajib bekerja di bawah tekanan dan paksaan Jepang. Para laki-laki bekerja di tambang bawah tanah yang kurang akan alat pelindung, sedangkan para wanita dan anak-anak kecil menjadi penghibur.

Mereka seolah diberi secercah harapan saat muncul agen rahasia Korea Selatan, Park Moo-Young (Song Joong-ki) yang ingin melawan Jepang. Film dengan biaya produksi sebesar 21 juta dolar atau sekitar 280,4 miliar ini wajib ditonton. Perjuangan rakyat yang tertindas di masa-masa sulit memang menggetarkan hati.

2. 71: Into The Fire

71: Into The Fire berlatar perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan pada 1950. Film ini diangkat dari kisahnya nyata 71 orang tentara pelajar yang sama sekali belum memiliki pengalaman dalam berperang, bertahan mempertahankan negaranya dari serangan tentara Korea Utara.

Tentara pelajar tersebut ditugaskan menjaga sebuah sekolah yang merupakan benteng pertahanan Korea Selatan yang tidak boleh jatuh ke tangan Korea Utara. Para siswa yang berada benteng sekolah harus mencoba untuk bertahan hidup dengan alat seadanya.

Film yang dirilis tahun 2010 ini dibintangi oleh Cha Seung Won, Kwon Sang Woo, Kim Seung Woo dan T.O.P Big Bang. Bertabur bintang, kan? Filmnya sendiri menar-benar menegangkan sekaligus mengharukan. Recommended!

3. A Taxi Driver

Kalau kedua film sebelumnya bertema perang, film ini patriotik dalam menyelamatkan negara secara tidak langsung, yaitu peran wartawan dalam menyebarkan berita dan kezaliman para diktator di Gwangju. Ya, mirip-mirip sama pemberontakan Mei 1998 yang melibatkan baik mahasiswa maupun wartawan.

Uniknya, seperti judulnya, film ini mengambil sudut pandang seorang supir taksi. Keren, kan? Supir taksi juga membela negaranya sewaktu pemberontakan terjadi. Film yang diangkat dari kisah nyata ini mengisahkan dan tentang seorang supir taksi yang membawa penumpang seorang wartawan dari Jerman yang datang ke Korea Selatan untuk meliput sebuah peristiwa pemberontakan pahit dalam sejarah Korea.

Berbagai hambatan dan tantangan mereka hadapi hanya untuk dapat merilis sebuah berita tentang kezaliman diktator. Dibintangi oleh Song Kang Ho, Thomas Kretschmann, Yoo Hae Jin dan Ryu Jun Yeol, film ini menjadi film yang paling terlaris di Korea pada tahun 2017. Nggak heran, sih karena filmnya emang keren banget.&

4. The Front Line

The Front Line mengisahkan tentang perang saudara antara Korea utara dan Korea selatan. Kisah ini diangkat berdasarkan kisah nyata yang mengharukan juga. Bayangkan, kalian saudara dan sebangsa tapi kalian berperang. Perbedaan indentitas (komunis dan non-komunis) membuat mereka harus melakukan peperangan untuk meperebutkan wilayah.

Berlatar tahun 1951 saat gencatan senjata dinyatakan, tapi dua tentara yang tersisa berjuang pertempuran terakhir mereka di garis depan Perang Korea, batalyon Korea Selatan sengit memperebutkan sebuah bukit di perbatasan garis depan terhadap Korea Utara.

5. Tae Guk Gi: The Brotherhood of War

Film Tae Guk Gi berlatar perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan. Diperankan Jang Dong Gun dan Won Bin dan sukses diputar di festival internasional. Mengisahkan dua orang kakak beradik, Jin Tae (Jang Dong-Gun) dan Jin Seok (Won Bin).

Sang kakak bekerja sebagai penyemir sepatu untuk membiayai sekolah sang adik dan menghidupi keluarga setelah sang ayah meninggal. Masalah mulai terjadi ketika perang saudara meletus dan wajib militer diberlakukan bagi seluruh pemuda. Jin Seok diam-diam mendaftar menjadi tentara tanpa sepengetahuan keluarganya.

Akhirnya sang kakak pun ikut menjadi tentara demi menemani sang adik. Suatu hari sang kakak mengira adiknya telah meninggal saat melihat pulpen yang ia berikan berada di salah satu korban perang saat itu. Akhirnya sang kakak berubah haluan ke pihak musuh. Sampai akhirnya ia menyadari sang adik masih hidup. Benar-benar perang saudara.

6. The Admiral Roaring Current

Film ini mendapat predikat film Korea Selatan paling laris sepanjang masa. Berkisah tentang Laksamana Perang Yi Sun Shin (diperankan oleh Choi Min Sik) dalam pertarungan Myeongyang 1957. Film ini menceritakan bahwa Laksamana Yi Sun Shin melawan 330 kapal pasukan Jepang dengan 12 kapal tersisa setelah kekalahan yang sempat mengharuskannya mendekam di penjara dan disiksa karena dinilai melawan perintah Raja Seonjo.

Dari perhitungan kekuatannya, pertarungan ini sekilas tampak mustahil, karena armada yang dipimpin Laksamana Yi jumlahnya tak sampai sepersepuluh jumlah armada lawan. Bayangkan, 330 kapal Jepang versus 12 kapal Korea saja. Namun, sejarah mencatat, Laksamana Yi berhasil mencapai kemenangan.

Saat hendak berperang, halangan Laksamana Yi Sun Shin ternyata tidak hanya dari Jepang, pasukannya pun merasa tidak percaya diri. Berbagai cara mereka gunakan untuk membujuk Laksamana Yi Sun Shin, bahkan ada yang ingin membunuh, namun sang Laksamana tetap teguh pada pendiriannya.

Dengan intrik yang amat menguras emosi, Laksamana terus meyakinkan pasukannya untuk terus maju. Sebuah film yang wajib diitonton, visual dan sinematografinya gak main-main!

7. 1987: When the Day Comes

Merupakan film terbaru yang dirilis pada awal 2018, film ini dinilai mirip dengan pemberontakan Mei 1998. Film ini diangkat dari kisah nyata yang jauh lebih kejam, tegas, berani, serta patriotik.

Seperti Tragedi Mei 1998, peristiwa di Korea Selatan pada 1987 itu melibatkan demo besar-besaran di seluruh antero negeri melawan rezim militer demi terciptanya demokrasi. Mahasiswa juga jadi penggerak dalam aksi itu.

Selain mahasiswa, film ini menyoroti berbagai peran masyarakat. Dari pemerintah, kepolisian, kejaksaan, wartawan dan media massa, penjara, gereja, demonstrasi mahasiswa, bentrok dan kerusuhan hingga rakyat biasa ditampilkan cecara epik hingga menghasilkan tragedi 1987 yang utuh dan tragis.

Di bintangi oleh Kim Yoon Seok, Ha Jung Woo, Yu Hae Jin, dan Lee Hee Joon membuat film ini benar-benar kuat dalam merebut perhatian masyarakat dengan menjadikan film ini box office di Korea Selatan.

Film mana yang kamu suka??

Share this: