Dari Parapat Danau Toba, Wapres Ma’ruf Amin Dorong Kampanye Bumbu Tradisional Indonesia Mendunia

Share this:
BMG
Wapres Ma'ruf Amin didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga pada Acara Hari Rempah Nasional (HRN), bertempat di Niagara Hotel, Parapat, Jumat (10/12/2021).

Studi Kasus: Gastrodiplomasi Jepang Promosi ‘Washoku‘ 2006

Untuk diketahui, Indonesia, meskipun dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah dunia namun kepopuleran bumbu Indonesia ini masih kurang dikenal. Itulah mengapa pemerintah menyusun sebuah program bertajuk Indonesia Spice Up The World (ISUTW).

Indonesia Spice Up The World adalah salah satu program pemerintah yang melibatkan lintas kementerian/lembaga, sebagai salah satu upaya meningkatkan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia. Terutama di Afrika, Australia, dan negara potensial lainnya.

Bukan hanya itu, Indonesia Spice Up The World juga diharapkan dapat mengembangkan dan menguatkan restoran Indonesia di luar negeri, atau sebagai bagian dari gastrodiplomasi restoran. Sehingga, dengan adanya Indonesia Spice Up The World diharapkan dapat meningkatkan ekspor pangan olahan, terutama bumbu rempah.

Jadi, kampanye rempah dan bumbu asli Indonesia melalui program bertajuk Indonesia Spice Up the World, bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekspor pangan olahan, terutama bumbu melalui pemanfaatan rantai produksi global serta perluasan target pasar.

Program ini dicanangkan atas keprihatinan terkait kurang dikenalnya bumbu tradisional asli Indonesia. Padahal,  bumbu tradisional Indonesia memiliki cita rasa khas dan potensi yang tinggi.

Dilihat dari pemenuhan pasar mancanegara, menurut Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Indonesia hanya mampu memenuhi 0,67 persen kebutuhan bumbu di Afrika dan sekitar 3,87 persen di Australia.

“Indonesia perlu mendorong peningkatan produk bumbu masakan dan restoran sebagai etalase kuliner Indonesia di luar negeri,” kata Luhut.

BacaKarang Taruna Kecamatan Berastagi Kenalkan Penganan Karo Jong Labar

BacaDilantik Jokowi Jadi Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia Kunker Pertama ke Simalungun

Luhut menceritakan studi kasus gastrodiplomasi Jepang yang mempromosikan ‘washoku‘ pada 2006, sebagai bentuk kekhawatiran Jepang akan penyerapan hasil panen yang kurang optimal oleh pasar lokal.

“Kita perlu menyusun rencana target, jadi ada ukurannya agar kita tahu sudah sejauh mana yang kita kerjakan. Kita juga bisa cari success story usaha kuliner Indonesia di luar negeri sebagai percontohan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya >>>

Gubsu Edy Rahmayadi dan Bupati Radiapoh Sinaga Terima APPI Award 2021

Halaman Sebelumnya <<<

Share this: