Benteng Times

Pilpres Menang 92 Persen, Tapi Karo Merasa Dianaktirikan Jokowi, Ini Alasannya

Jambur Pergerakan Sinterem (JPS) memainkan alat musik tradisional Karo di depan Istana Kepresidenan, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, belum lama ini. Lewat pertunjukan musik tradisional itu, masyarakat Karo meminta Presiden RI Joko Widodo merealisasikan pembangunan Jalan Tol Medan-Berastagi.

JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Pilpres 2019 telah usai dan Joko Widodo berhasil memenangkan perhelatan lima tahunan tersebut. Dari Kabupaten Karo, Jokowi menang mutlak dengan perolehan 92 persen suara. Tapi, masyarakat Karo merasa dianaktirikan. Lho..

Masyarakat Karo yang tergabung dalam Jambur Pergerakan Sinterem (JPS) mengungkapkan, salahsatu pergumulan mereka saat ini adalah kemacetan lalu lintas Medan-Berastagi. Dalam banyak kesempatan, mereka telah menyampaikan kepada pemerintah pusat agar segera merealisasikan pembangunan Jalan Tol Medan-Berastagi dan atau pembangunan jalan layang.

Mereka beralasan bahwa ruas jalan dengan panjang kurang lebih 70 km (Medan-Berastagi) itu tidak lagi mampu menampung kepadatan arus lalu lintas, terutama di saat hari-hari besar dan libur akhir pekan.

Akibat kemacetan itu, perjalanan yang biasa ditempuh kurang lebih 2 jam dari Medan-Berastagi dan atau sebaliknya, kini terkadang memakan waktu hingga 8 jam perjalanan. Situasi ini sangat berdampak pada petumbuhan ekonomi di Tanah Karo.

Jika kemacetan terus terjadi, maka pengunjung akan enggan datang ke Karo. Sementara, salahsatu sumber pendapatan Kabupaten Karo adalah dari sektor pariwisata. Kemudian, kemacetan juga berdampak negatif terhadap proses pengiriman sayur-sayuran dan juga buah-buahan dari Tanah Karo, sekitarnya.

BacaMiris! Wilayah Dataran Tinggi, Karo Masih Dilanda Banjir

BacaTol Medan-Berastagi Itu Urgen, Bupati Karo Ungkap Alasan Mendasar

Julianus Sembiring, perwakilan Jambur Pergerakan Sinterem, melalui WhatsApp kepada BENTENG TIMES, menuturkan, kemacetan lalu lintas Medan-Berastagi diakibatkan over kendaraan yang melintas. Sebab, ruas jalan Medan-Berastagi bukan hanya dilintas warga Karo, melainkan juga dilintas warga Dairi (Medan-Sidikalang), Samosir (Medan-Pangururan), Aceh Tenggara (Medan-Kutacane), Simalungun (Medan-Saribudolok) dan lain sebagainya.

Masih kata Julianus, mereka sudah sejak lama menyuarakan agar pemerintah pusat segera merealisasikan pembangunan Jalan Tol Medan-Berastagi. Namun, hingga kini belum terealisasi.

Ia mengungkapkan, masyarakat Karo telah memenangkan Jokowi dalam pertarungan Pilpres 2019, dengan perolehan 92 persen suara. Namun, mereka menilai respon pemerintah pusat terhadap aspirasi masyarakat Karo, sangat lamban.

Oleh sebab itu, mereka menggelar aksi lewat pertunjukan musik tradisional Karo di depan Istana Kepresidenan, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, pada Rabu 14 Agustus 2019 lalu. Lewat pertunjukan musik tradisional itu, masyarakat Karo menyampaikan tiga poin tuntutan kepada Jokowi.

BacaDilema Petani Jeruk di Karo, Menanti Naiknya Harga di Tengah Ancaman Lalat Buah

BacaRapat di Kementerian PUPR, Terkelin Usul Pembangunan Tol Medan-Berastagi

Pertama, segera realisasikan pembangunan Jalan Tol Medan kabupaten Karo. Kedua, tidak membangun jalan tol dan atau jalan layang, sama halnya membunuh perekonomian masyarakat kabupaten Karo. Dan ketiga, masyarakat Karo telah memenangkan 92 persen pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin pada pemilu 2019, jangan kami dianak tirikan dengan kabupaten lain.

“Pada prinsipnya, kehadiran JPS ke Istana Negara adalah mendukung program Bapak Jokowi dalam pemerataan pembangunan infrastruktur, bukan memosisikan sebagai rakyat yang anti pemerintah,” ucap Julianus, seraya berharap Jokowi mendengarkan aspirasi masyarakat Karo.

Exit mobile version