Nelayan ke Djarot: Tolong Sampaikan ke Menteri Susi, Biarkan Kami Pakai Pukat Hela

Share this:
HARIS-BENTENGTIMES.com
Calon Gubernur Sumatera Utara H Djarot Saiful Hidayat berkunjung ke Tempat Pelalangan Ikan (TPI) Belawan, Kamis (26/4/2018).

BELAWAN, BENTENGTIMES.com – Para nelayan berharap Kementerian Perikanan mencabut larangan pemakaian alat tangkap pukat hela sampai ditemukan alat tangkap ikan pengganti yang cocok di perairan Sumatera Utara.

“Kami bukan tidak mau pakai alat tangkap ikan long set bet (alat tangkap ikan yang ditawarkan Menteri Susi). Itu hanya berlaku untuk kapal yang 30 GT ke bawah,” ujar Drs M Gultom, Ketua Asosiasi Pengusaha Perikanan Gabion Belawan (APPGB), saat menerima kedatangan Calon Gubernur Sumatera Utara H Djarot Saiful Hidayat di Tempat Pelalangan Ikan (TPI) Belawan, Kamis (26/4/2018).

Seharusnya, menurut Gultom, sebelum ditemukan alat tangkap ikan yang pas, para nelayan tetap diperbolehkan memakai pukat hela, alat tangkap yang digunakan nelayan selama ini.

Sementara, akibat larangan pemakaian pukat hela itu, kini aktivitas perikanan di TPI Belawan menurun drastis. Dampaknya, pendapatan para nelayan menurun drastis.

Selain itu, para nelayan di Sumatera Utara merasa tidak mendapat perlakuan adil dengan nelayan di Jawa Tengah, sebab para nelayan di Jawa Tengah tetap diperbolehkan pakai cantrang.

Padahal, alat tangkap ikan pukat cantrang dan pukat hela identik sama. Sementara pukat hela dilarang sebagaimana tertuang dalam Permen KP Nomor 71 Tahun 2016.

Calon Gubernur Sumatera Utara H Djarot Saiful Hidayat menyapa para nelayan dan mendengarkan aspirasi mereka dalam kunjungannya ke Tempat Pelalangan Ikan (TPI) Belawan, Kamis (26/4/2018).

“Kalau di Jawa Tengah boleh, di sini kenapa tidak boleh? Kita ingin diperlakukan sama,” pinta Gultom.

Lanjut Gultom, mengenai perairan laut Sumatera Utara, untuk pantai Timur, masuk wilayah pengolahan penangkapan ikan 571. “Kalau di pantai timur Sumut, jarang sekali ada karang melainkan pasir lumpur,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Zulfikar, Ketua Himpunan Pedagang Ikan Gabion Belawan (HIPIGAB), supaya para nelayan diperbolehkan memakai alat tangkap ikan yang ada sekarang.

“Beginilah, Pak, akibat larangan itu tangkapan ikan nelayan jadi minim,” keluh Zulfikar.

“Biasanya ada pelelangan, ini sepi. Tolong disampaikan ke pemerintah pusat, pak,” pinta Zulfikar.

Sementara pasokan ikan sekarang didominasi dari Aceh.

Menanggapi aspirasi nelayan, H Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, fokus utama mereka adalah membangun SDM. Itulah alasan kenapa dia datang menemui nelayan, agar bisa mendengarkan langsung aspirasi nelayan.

“Yang kita inginkan adalah nelayan modern dan nelayan tradisional duduk bersama, saling support,” ujarnya.

Kata Djarot, nanti bersama Komisi E DPRD Sumut akan menyampaikan aspirasi nelayan ke Kementerian Perikanan.

Termasuk mengenai pelabuhan TPI harus diperbesar. Sabagaimana usulan para nelayan dermaga diperpanjang dari 240 meter, menjadi 1.800 meter agar bisa menampung seluruh kapal-kapal nelayan.

“Ini juga akan kita sampaikan. Kalau ternyata ini domainnya pemerintah pusat, maka dengan atau tanpa nelayan pun, saya akan memperjuangkan aspirasi nelayan. Ibu Susi itu baik, awak dekat dengan beliau,” janji Djarot.

Calon Gubernur Sumatera Utara H Djarot Saiful Hidayat berkunjung ke Tempat Pelalangan Ikan (TPI) Belawan, Kamis (26/4/2018).

Ia berharap pelabuhan perikanan bisa jadi contoh, prototipe. Ia menyarankan agar perlu ada penataan kapal-kapal.

Jadi, bukan hanya untuk tempat pelelangan ikan, melainkan juga untuk wisata kuliner sehingga akan menambah penghasilan para nelayan.

Pada kesempatan itu, Djarot menyampaikan salam kepada keluarga agar jangan lupa datang ke TPS pada tanggal 27 Juni 2018.

“Silahkan dipilih mana pemimpin yang paling layak membangun Sumut ke depan,” ujarnya.

Ikut mendampingi Djarot Saiful Hidayat Anggota Komisi E Jan Toguh Damanik, Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDIP Brilian Mochktar dan Ir Arief Rahman Lamatta MM sebagai Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan.

Share this: