Benteng Times

Pesta Makan Bajamba Meriahkan HPN 2018

Pesta Makan Bajamba memeriahkan HPN di Sumbar.

PADANG, BENTENGTIMES.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan pesta adat Makan Bajamba untuk memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2018 yang berlangung di Kota Padang.

Tidak kurang dari 300 Jamba telah disiapkan dalam kegiatan yang rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo pada 8 Februari tersebut.

“Acara pesta adat Makan Bajamba akan berlangsung Kamis malam tanggal 8 Februari 2018. Pesta adat dan puncak acara HPN 2018 diharapkan dihadiri Presiden Joko Widodo,” kata Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Pesta adat Makan Bajamba merupakan tradisi unik Tanah Minang yang bisa diikuti puluhan hingga ribuan orang sekaligus. Mereka nantinya dibagi dalam beberapa kelompok. Satu kelompok biasanya terdiri dari 5-7 orang yang duduk melingkar.

Tradisi ini juga dikenal dengan nama Makan Barapak dan dilakukan masyarakat Minangkabau pada hari-hari besar keagamaan, pesta atau upacara adat, dan hal penting lainnya.

“Makan Bajamba merupakan sebuah prosesi makan tradisional. Makan kebesaran dari prosesi adat untuk acara-acara penting. Maka dari itu kita hadirkan untuk memeriahkan HPN. Proses makannya adalah makan bersama dengan hidangan makanan tradisional Minangkabau,” terang Nasrul.

Dalam prosesi tersebut, ada satu orang yang bertugas sebagai janang atau orang yang ditunjuk tuan rumah untuk menemani tamu. Bukan hanya ikut makan, orang tersebut juga bertugas untuk menambah nasi atau lauk pauk.

“Nqaasi dan lauk pauk ini disajikan dalam satu nampan besar yang disebut talam. Untuk hidangan tidak usah ragu, Minangkabau itu rajanya masakan tradisional,” ujarnya.

Dalam Makan Bajamba banyak aturan yang harus dipatuhi. Tujuannya agar tidak ada yang saling mengganggu. Orang yang lebih tua juga harus didahulukan untuk menyuap nasi. Tidak hanya itu, setiap orang hanya boleh mengambil nasi yang berada di depannya saja. Nasi pun harus dihabiskan.

Yang menarik adalah proses makannya, dimana tangan tidak boleh masuk ke mulut. Nasi yang akan dimakan harus dilontarkan ke mulut. Biasanya, tangan kiri berada di bawah tangan kanan agar bisa menampung nasi yang berjatuhan. Mereka yang sudah selesai makan tidak boleh langsung mencuci tangan, melainkan harus menunggu yang lainnya selesai makan.

“Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari Makan Bajamba. Seperti nilai-nilai kebersamaan, di mana saat Makan Bajamba tidak ada perbedaan status sosial yang terlihat. Semuanya makan bersama-sama dan secara tidak langsung akan mempererat tali silaturrahmi antara sesama, menanamkan nilai sopan santun, saling menghargai dan menghormati orang lain,“ pungkas Nasrul.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi wisata kuliner yang dikemas pada pesta adat Makan Bajamba. Selama ini, kuliner mempunyai peran strategis dalam memperkuat identitas bangsa Indonesia di forum internasional. Kuliner juga menjadi identitas kota atau daerah yang sekaligus mempromosikan pariwisata kota tersebut.

“Indonesia mengenal banyak tradisi makan bersama. Jika di Bali ada Megibung, di Jakarta ada Ngeriung, di Minang ada Makan Bajamba. Ini kekayaan budaya kita. Wisatawan senang dengan budaya unik seperti ini. Saya yakin dampaknya pasti akan baik untuk pariwisata Sumbar,” kata Menpar Arief Yahya. (md/rel)

Exit mobile version