Benteng Times

Kisah Mohamed Salah: Dicemooh karena Bersalaman dengan Pemain Israel, tapi Profesionalisme adalah Segalanya (bag-2)

Mohamed Salah saat berseragam Chelsea.

MEDAN, BENTENGTIMES.com – Seiring menjadi pusat perhatian publik Mesir, tekanan bagi Mo Salah pun mulai berdatangan.

Tekanan yang begitu keras yang ‘menyerangnya’ dari publik negaranya sendiri, ketika Mo bersalaman dengan pemain asal Israel (dan klub Israel) di Liga Champions Eropa. Padahal selidik punya selidik, Mesir adalah negara yang menolak rezim Israel di Palestina.

Apalagi, Mo adalah seorang muslim taat, begitupun keluarganya. Namun ia ternyata menghayati profesionlisme dalam sepakbola. Ia yang bermain di Eropa tentu menyadari peluang untuk bertemu klub Israel di kompetisi antar klub Eropa (UCL/UEL).

Bahkan ayahnya pun mendukung keputusan Mo untuk tetap membela FC Basel saat bersua klub Israel tersebut.

(BACA: Kisah Mohamed Salah: Kericuhan ‘Memaksanya’ Hengkang dari Mesir Menuju Eropa (bag-1))

Meski dihujat banyak kalangan di Mesir, Mo tetap didukung keluarganya. Hal tersebutlah yang membuat Mo muda terus tumbuh dan berkembang secara mental dan kemapuan selama merumput di Eropa.

Namun, itu masa lalu. Kini Mo Salah telah melewati berbagai tekanan dan kesulitan untuk mencapai ‘kebintangannya’ saat ini.

Apalagi, di dua musim terakhir, dia sudah matang dan luar biasa. Pada musim lalu saat berseragam AS Roma, ia mencetak 19 gol dan 15 asist di segala kompetisi. Ini tentu saja bukan jumlah yang sedikit untuk ukuran pemain yang bermain di sektor penyerangan sayap.

Karena kecepatan dan kemampuannya ini, tak mengherankan ia dijuluki Messi dari Mesir oleh bayak media dan penggemarnya di tanah kelahiran Raja Firaun tersebut.

Bahkan, musim ini bersama Liverpool, Mo sudah mencetak 43 gol di semua kompetisi. Jumlah tersebut sudah melewati Cristiano Ronaldo dengan 42 gol dan Lionel Messi sebanyak 40 gol.

Meski kini bersinar di Inggris, namun Mo juga pernah merasakan masa suram di tanah Ratu Elizabeth II ini. Saat pertama kalinya datang ke Inggris, karirnya berjalan tak menyenangkan.

Ia yang direkrut Chelsea saat itu benar-benar tak bisa membuktikan apapun dihadapan Jose Mourinho, pelatihnya waktu itu. Hanya mencetak 2 gol dan 2 assist dari 19 pertandingan di segala kompetisi jelas tidak menggambarkan apapun .

“Saat di Chelsea, Salah tidak bisa mengerti Jose Mourinho, dan sebaliknya. Dan dengan adanya Willian dan Oscar, situasi Salah semakin memburuk. Dia pergi ke Fiorentina, namun ia akhirnya pergi (dari Fiorentina) karena dia pikir dia cukup baik untuk Roma, sebuah klub yang akan berpeluang berada di Liga Champions Eropa,” ungkap Ahmed Mido, salah satu legenda sepakbola Mesir dalam wawancaranya beberapa waktu yang lalu.

Untuk beberapa alasan, Chelsea memang kerap membawa pemain yang berpotensi menjadi pemain besar. Klub asal London tersebut mampu mencium bakat tersebut dan memboyongnya ke Stamford Bridge sebelum ia menjadi bintang.

Namun setelah direkrut, kebanyakan dari pemain tersebut menjadi penghangat bangku cadangan atau dipinjamkan ke klub lain. Sudah tak terhitung berapa pemain Chelsea yang sedang dipinjamkan dalam beberapa musim terakhir.

Mo dan Kevin de Bruyne adalah salah satu mantan bakat besar yang tercium Chelsea sebelum akhirnya tersingkirkan dari Bridge. Lihat kedua pemain ini sekarang, Mo dan Kevin benar-benar menjadi pemain yang menakutkan di kancah Premier League Inggris.

Oleh karena itu jangan heran jika akan muncul Mo dan Kevin lainnya di masa mendatang hasil dari endusan Chelsea yang gagal dan akhirnya bersinar di klub lain.

Exit mobile version